SuaraPantau.com, Jakarta – Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, pernyataan cawapres nomor 01 Maruf Amin soal Jokowi orang baik tidak pernah menculik bahkan membunuh mendapat sentimen negatif publik.
Pasalnya, publik menilai pernyataan tersebut merupakan sindiran secara tidak langsung kepada capres nomor urut 02 Prabowo Subianto terkait isu pelanggaran HAM yang hingga kini belum jelas kebenarannya.
“Publik menyayangkan sosok Kyai Maruf Amin seharusnya memberikan pencerahan-pencerahan dan nilai-nilai positif serta kesejukan disaat kampanye Pilpres 2019 kian memanas, tetapi yang didapati malah sebaliknya Maruf Amin seolah menjadi politisi dengan pernyataan-pernyataan yang membuat gaduh”, tutur Panji
Panji menambahkan, memang dalam politik sensasi itu dapat menaikan popularitas Maruf Amin sebagai cawapres nomor urut 01 yang saat ini popularitasnya masih tertinggal jauh dari Sandiaga Uno cawapres nomor urut 02.
Jika itu yang dicari oleh Maruf Amin maka tepat tetapi perlu diingat popularitas tak selalu berbanding lurus dengan elektabilitas apalagi popular disebabkan pernyataan kontroversial.
“Untuk Maruf Amin jika ingin menyalip Sandiaga Uno dan memberikan efek elektoral kepada Jokowi, seharusnya mengikuti intensitas kampanye Sandiaga Uno yang sering menyapa kedaerah-daerah,” tuturnya.
“Karena jika ingin berharap efek elektoral dengan pernyataan yang justru membuat gaduh khususnya ingin menyinggung isu HAM capres nomor urut 02 justru Maruf Amin turun klas karena umumnya isu pelanggaran HAM dimainkan sekelas tim medsos atau buzzer di media sosial, dan jelas akan membuat publik menilai bukan hanya blunder politik tetapi justru publik tak bersimpati berakibat kerugian bagi petahana”, tutup Panji.(*)