SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Arah dukungan Wapres RI, Jusuf Kalla (JK) dinilai menyimpan berbagai spekulasi yang menarik dibedah. Pasalnya, meski JK, secara struktural masuk Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Dewan Pengarah.
Namun JK, kerapkali melontarkan berbagai statement keras dan terkesan menyerang kubu Jokowi-Ma’ruf sendiri.
Hal tersebut, diungkapkan oleh Direktur Ekskeutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha, Jakarta (22/1/2019).
Pertama, Koalisi Jokowi-Ma’ruf ingin agar pemaparan visi dan misi capres dan cawapres cukup dilakukan oleh tim sukses saja. Sementara JK menyebut visi misi harus dipaparkan langsung oleh capres dan cawapres. “Hal itu justru seiring dengan keinginan kubu Prabowo-Sandiaga,” tuturnya.
Kedua, JK menilai tak tepat debat capres diberikan bocoran. Sebab, debat bisa menjadi tak murni.
Sikap kontra JK terhadap isu arus utama yang dibangun kubu Jokowi-Ma’ruf, tak berhenti disitu. Kata Panji, bahkan JK menegaskan organisasi alumni universitas tidak terlalu jauh diseret dalam hal dukung mendukung kandidat Pilpres 2019.
“Parahnya sikap kontra tersebut justru dilontarkan tidak lama setelah Jokowi menghadiri deklarasi dukungan alumni UI dan berbagai perguruan tinggi negeri di GBK (Sabtu,12/1/2019, red) lalu,” urai Panji.
Panji melanjutkan, sikap kontradiktif Jk yang cenderung berseberangan dengan Jokowi bukan tanpa alasan. Hal itu, boleh jadi karena JK menyadari selama bersama Jokowi, Ia hanya kebagian untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan rezim Jokowi.
“Sementara JK hampir tak pernah diapresiasi, seolah prestasi pemerintah yang diklaim hanya untuk Jokowi saja, tidak berlaku bagi JK,” jelas Panji.
“JK mulai menyadari ia lebih memilih sikap netral sebagai negarawan untuk meninggalkan Jokowi. Menyadari Ia dijadikan alat sehingga Ia lebih memilih sikap netral sebagai negarawan untuk perlahan meninggalkan jokowi,” tutup Panji.(*)