SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Calon Presiden nomer urut 02, Prabowo Subianto menjelaskan bahwa dirinya bersama dengan Sandiaga Salahuddin Uno telah mendapatkan kekuatan yang sangat besar pada Pemilu 2019 ini.
Sebab, para kaum intelektual saat ini telah menyatakan diri untuk bergabung bersamanya dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
“Perubahan sebuah bangsa dan kebangkitan sebuah bangsa selalu berasal dari Kampus-kampus, dari kaum intelektual. Karena itulah hari ini saya mendapatkan kekuatan besar, karena kita selalu belajar dari sejarah, sejarah selalu mengatakan bahwa dari universitas dan perguruan tinggi disitu lah otak-otak terbaik sebuah bangsa,” ungkap Prabowo.
Hal tersebut diungkapkan Prabowo disela-sela acara Deklarasi Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia untuk Prabowo-Sandi, di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta, Sabtu (26/1).
Lebih lanjut Prabowo juga menilai, sebuah peradaban besar sebuah bangsa berasal dari kaum intelektual. Kampus pun menjadi pencetak para intelektual untuk melakukan perubahan dan kebangkitan bangsa.
“Sekarang saudara-saudara buktikan bahwa kampus-kampus di Indonesia telah mengambil sikap, telah berdiri bersama rakyat Indonesia. Perubahan itu selalu berasal dari kampus,” ujarnya.
Menurut dia, kegiatan yang dihadiri 4.400 para alumnus dari 115 perguruan tinggi di Tanah Air itu menjadi bukti bahwa telah tercipta kesamaan sikap untuk berdiri bersama rakyat menuju perubahan.
“Beberapa tahun ini saya prihatin melihat kaum intelektual Indonesia seolah diam ditengah-tengah ketidakadilan, penzaliman, kemiskinan bangsa, serta diserahkannya kedaulatan kepada bangsa lain,” imbuhnya.
Ia menegaskan, arus dukungan yang berasal dari bawah merupakan bentuk spontanitas tanpa paksaan. Prabowo meyakini massa yang menghadiri deklarasi tersebut datang secara sukarela dan bukan massa bayaran.
“Saya bersama dengan kalian kita merasakan arus kekuatan yang besar yang bergerak dari bawah. Bukan dukungan karena kita bayar. Saya sangat tidak bisa menerima kalau ada rakyat kita yang sulit makan. Saya pernah mendapat laporan yang lokasi nya tidak jauh dari Bogor yang makannya tidak sampai sehari dua kali, dan juga ada yang 3 hari baru bisa makan. Dan itu tidak pantas bagi negara yang sebesar dan sekaya ini,” tandasnya.(*)