6 Februari 2019, tentang romansa politik.
Teringat 10 tahun yang lalu, ketika awal mula berniat untuk masuk ke dunia politik, ketika berniat menggunakan hak berkumpul dan berserikat, ketika saya waktu itu diajak pertama kali untuk bergabung di Gerindra pada pemilu tahun 2009.
Namun, kemudian saya lebih memilih bergabung dengan partai yang memiliki platform daerah, karena stigma tentang Partaiyang dipimpin oleh Prabowo Subianto sungguh liar, khususnya bagi aktivis kemarin sore seperti saya waktu itu, aktivis kemarin sore yang selalu mengaku ngaku anak ibu pertiwi.
Otoritarian dan duplikasi orde baru yang dulu selalu disematkan sehingga membangun stigma itu menjadi sebuah cerita layaknya fiksi yang genit. Stigma yang kemudian runtuh ketika saya, anak kemarin sore ini bisa melihat langsung dari dekat sosok yang selalu digambarkan horor oleh stigma stigma yang beredar liar, ya sosok Prabowo Subianto.
Ketika itu saya berkesempatan untuk hadir dalam orasi politiknya di medio tahun 2009, dan masih terekam jelas pidato beliau tentang visi Indonesia Raya, visi yang tidak akan tercapai bila tanpa pergerakan, pergerakan yang menjadi dasar berdirinya Gerakan Indonesia Raya, dan kemudian bagaimana beliau dalam pidatonya juga memaparkan tentang tujuan dan harapan untuk memperjuangakan memurnikan UUD 1945 Pasal 33 bilamana Gerindra di beri mandat oleh rakyat.
Bahwa Indonesia adalah negara kaya raya dan seluruh kekayaan yang terkandung didalamnya adalah untuk hajat kesejahteraan rakyat Indonesia seluas luasnya, saya selalu teringat masa itu, dari pojok belakang tempat saya berdiri ada semacam perasaan haru campur aduk, layaknya perasaan bertemu kawan lama padahal baru saja kenal, dan itu menjadi awal mula saya mengucap
“Bismillah, saya bergabung dengan gerakan ini”
Sejak 2009 saya bergabung dengan Partai Gerindra, stigma liar yang dulu berkeliaran dipikiran sama sekali tidak benar adanya, saya justru merasa mendapat rumah dan keluarga baru nan hangat dari gerakan ini.
Saya selalu bersyukur karena dari Partai ini saya bisa mengenal sosok yang sangat sederhana (alm) Prof Suhardi, sosok yang sangat down to the earth Pak Hashim, sosok yang bersahaja Pak Sekjen Ahmad Muzani, dan melihat dan mengetahui langsung Pak Prabowo dari dekat, dan masih banyak tokoh tokoh lainnya.
Bahkan sampai sekarang ketika Partai Gerindra menjadi semakin besar, semakin banyak pula pengalaman dan keluarga baru yang saya dapatkan.
Alhamdulillah, hari ini Partai Gerindra telah bergerak selama 11 Tahun, dan saya bangga telah menjadi bagian pergerakan dari partai ini selama 10 tahun, begitu banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan dari pergerakan ini, pergerakan yang tidak akan berhenti sampai terwujud INDONESIA RAYA.
Teruslah bergerak,
Dirgahayu Partai Gerindra !
Baca juga: Gerak Cepat, Adam Muhammad Evakuasi Korban Banjir Paccerakkang