SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman membandingkan militansi kedua pendukung capres-cawapres, Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jajat menilai, pendukung Prabowo-Sandi lebih militan dibanding dengan Jokowi-Ma’ruf.
Hal ini, menurut Jajat sangat menguntungkan bagi pasangan Prabowo-Sandi hingga hari H pencoblosan.
Mengingat semangat pendukung Prabowo-Sandi berpeluang besar menggaet pemilih yang saat ini masih tergolong swing voters.
“Militansi kedua pendukung bisa dilihat dari proses mobilisasi massa di sejumlah titik kampanye akbar pasangan capres-cawapres. Kami mencatat perbedaan militansi sangat menonjol pada kedua calon,” ungkap Jajat.
Jajat mencontohkan, militansi pendukung Prabowo-Sandi melalui dana urunan kampanye Prabowo-Sandi banyak disumbang oleh rakyat. Kendati, dengan masyarakat dengan penghasilan yang minim, tapi tetap ikhlas tuk menyumbang.
Berbeda dengan sejumlah polemik yang terjadi pada mobilisasi massa pendukung Jokowi-Ma’ruf yang disinyalir digerakkan karena iming-iming tertentu.
Lanjut Jajat, dirinya mengaku semangat kegotong-royongan yang ditunjukkan oleh pendukung Prabowo-Sandi justru kurang terlihat pada pendukung Jokowi-Ma’ruf.
“Mungkin ada ya, tapi kurang terlihat. Sumbangan rakyat itu, mesti kecil tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, semangat keikhlasan itu, bisa jadi medan magnet yang mengundang swing voter karena merasa tertarik atas semangat dan kebersamaan,” terang Jajat.(*)