Oleh: Muh Faisal Lutfi
(Konsultan Pendidikan PKBM Ristek Nusantara Jaya)
SUARAPANTAU.COM – Peringatan Hari Aksara Internasional yang rutin diperingati pada tanggal 8 september selaras dengan United Nations Educational, Scientific Cultural Organization (UNESCO).
Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikud) mengapresiasi dan mensyukuri turunnya tingkat buta aksara di indonesia.
Ditengah banyak kendala yang dihadapi dalam upaya pemberantasannya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat buta aksara di Indonesia turun 1,93 persen.
Perayaan HAI di kota Makassar, bukanlah sebuah kebetulan ataupun sebuah prestasi membanggakan bagi masyarakat sulawesi selatan pada umumnya.
Sebab sulawesi selatan sendiri menduduki posisi keenam dari kesebelas provinsi yang tergolong zona merah, dengan persentase sebesar 4,4 persen.
Keberadaan buta aksara di Sulawesi Selatan secara keseluruhan kabupaten kota, pada tahun 2016 kabupaten kota yang berhasil meningkatkan angka melek atau paham aksara mencapai angka di atas 95%.
Walaupun mengalami peningkatan tetapi kasus buta aksara masih belum terlesaikan dengan tuntas. Beberapa faktor yang menjadi pemicu buta aksara meningkat, diantaranya kemiskinan, kondisi geografis, dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Momentum HAI di sulawesi selatan adalah langkah terbaik untuk Sulawesi Selatan berbenah dan bangkit dan keluar dari zona buta aksara secara nasional, karena kehadiran Pemerintah pusat, daerah, tenaga pendidik, tenaga pengajar dan penggiat literasi serta pelajar kompeten berkumpul untuk berkomitmen bersama untuk bersinergi dalam membangun dan membrantas buta aksara di Sulawesi Selatan.