SUARAPANTAU.COM, BAUBAU – Ketua HMPS Fakultas Biologi Universitas Muhamadia Buton (UM-Buton), Lantri Labula, menyatakan sangat menyayangkan Kota Baubau yang menjadi pusat perdagangan di wilayah Kepulauan Buton belum mempunyai Alat Kemetrologian sehingga masyarakat belum bisa mengadu jika ada pedagang nakal.
“Alat Kemetrologian ini berupa, bejana ukur, tangki ukur, anak timbangan, pengukur kadar air, meter air, alat ukur gas, pengukur arus massa, dan KWH meter.” ucap Ketua HMPS Fakultas Biologi Universitas Muhamadia Buton, Lantri Labula pada suarapantau.com, Minggu (26/1/2020).
“Alat ukur ini seharusnya ada disetiap Pemerintah
Daerah tujuannya adalah untuk melindungi konsumen dari pasar yang kerap kali alat timbang mereka dimainkan, baik ini berupa alat ukur panjang (meteran), alat ukur berat (timbangan), takaran KWH.” tambahnya
Menurut Lantri, ini dipandang perlu dimiliki oleh setiap PEMDA terkhususnya Kota Baubau yang saat ini menjadi pusat dagang di Wilayah Buton agar masyarakat atau Konsumen tidak diperdaya oleh pedagang yang nakal.
Lanjut dia, Karena sesuai amanat UU No 23/2014 tentang Pemerintah Daerah, PEMDA mempunyai kewenangan dalam perlindungan konsumen, pengujian mutu barang dan pengawasan barang yang beredar di wilayahnya.
“Dengan melakukan pengawasan tera ulang seharusnya ini juga bisa menjadi PAD untuk Kota Baubau jika di optimalisasi kan secara maksimal.” tutupnya