Wakil Ketua BKSAP Ragukan Data COVID-19 Indonesia

Achmad Hafisz Tohir

SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Data rilis pemerintah terkait sebaran virus Covid-19 dinilai tidak akurat. Pemerintah diduga menyembunyikan sebagian data sebaran yang terpapar virus ini.

Hal ini, diungkapkan oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Achmad Hafisz Tohir, Selasa (7/4/2020).

Ia membeberkan, bahwa dunia Internasional  meragukan data orang terpapar Covid-19 di Indonesia. Terkait jumlah status orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) jumlahnya bisa lebih banyak daripada yang dirilis Pemerintah.

Menurutnya, Indonesia bisa menyaingi Iran dan Italia dalam jumlah korban yang terpapar virus Covid-19.

Bacaan Lainnya

“Australia menduga Indonesia melakukan under-reporting atas jumlah pasien terjangkit Covid 19. Apa yang dilaporkan lebih sedikit dari kenyataan. Australia pun menyetop penerbangan Bali-Australia dan melarang warganya berkunjung ke Bali. Pemerintah perlu menjelaskan hal ini kepada publik,” tegas Hafisz alam rilisnya, Selasa (7/4/2020).

Sebelumnya, kritik keras juga dilontarkan sutradara asal Kanada Daniel Ziv kepada Menkes RI Terawan Agus Putranto yang memamerkan pasien sembuh Covid-19 kepada publik.

Mengutip pernyataan Daniel dalam akun twitter-nya, Hafisz mengatakan, “The degree of Indonesian government #COVID19 neglect and stupidity is truly mind blowing,” seraya menuturkan, “Ke depan segala respons dan statemen otoritas kesehatan Indonesia haruslah disampaikan dengan hati-hati.”

Tidak hanya itu, Wakil Ketua F-PAN DPR RI tersebut juga menyampaikan statement seorang profesor dari Universitas Essex, Inggris, seperti dikutip Daily Mail London bahwa Pemerintah Indonesia hanya melakukan 2000 test covid dari total penduduk Indonesia  yang berjumlah 270 juta jiwa.

Menurut profesor itu, separuh populasi Indonesia  akan terinfeksi virus. Dan Indonsia bisa mendapat predikat sebagai negara dengan angka kematian tertinggi di dunia.

Bahkan, sambung Anggota Komisi XI DPR RI ini, Iqbal Ridzi Elyazar dari lembaga Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU) mengatakan bahwa sekitar 70.000 warga Indonesia diprediksi akan terinfeksi virus Covid-19.

“Untuk itu, rapid test harus terus dilakukan sampai zero infectant. Mengingat pihak luar negeri masih tidak percaya terhadap pertambahan jumlah penderita korona yang stabil di kisaran angka 115 per hari. Sebagai contoh penderita di Malaysia sudah mencapai 3.200 lebih. Tetapi di Indonesia masih sekitaran 1.790. Padahal, penduduk Indonesia 10 kali lipat mereka,” imbuh Hafisz. (*)

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi Suarapantau.com menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuarapantau@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027

Pasang IklanCalon Bupati Luwu 2024

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *