KSUARAPANTAU.COM, BAUBAU – Warga Kabupaten Buton Tengah sempat dibuat gerah dan geger oleh kelakuan pihak Puskemas Mawasangka dan RSUD Buton Tengah yang diduga menelantarkan seorang Bayi tiga bulan asal Desa Matara, Kecamatan Mawasangka.
Dilansir dari Lenterasultra.com, La Nguna, Ayah dari bayi itu, mengatakan, anaknya dibiarkan oleh Pihak Rumah sakit karena diduga anaknya terkena Pandemi Virus Korona (Covid-19).
La Nguna mengaku anaknya tidak dijenguk oleh perawat RSUD Buteng, usai mereka melakukan pertolongan pertama saat tiba dan dimasukan ke UGD.
“Pertama memang kami dilayani dengan baik, dikasih infus tapi tidak masuk, kemudian dikasi lagi dengan oksigen dan langsung dimasukan ke UGD,” tuturnya saat, Selasa (7/4/2020).
Namun, tiba-tiba para perawat tidak datang lagi menjenguk anaknya. Namun saat anaknya mulai kejang-kejang sekitar pukul 02.00 dini hari, tanpa berpikir panjang sang ayah langsung menemui petugas piket malam.
“Setelah saya temui mereka, katanya mereka takut untuk masuk, karena anak saya terkena gejala corona,” lanjutnya.
Mendengar penjelasan itu, sang ayah pun pasrah dan bingung harus berbuat apa. Karena pihak RSUD saja tidak melakukan apa-apa. Hingga akhirnya pukul 06.00 Wita sang anak meninggal.
“Setelah jam 6 pagi tadi dia meninggal, tidak ada yang jenguk biar satu karena mereka takut,” sambungnya.
Berdasarkan hal tersebut, Ramadan Ketua GMNI Baubau mengecam tindakan tersebut karena tidak sesuai dengan kewajiban Rumah sakit dan pasien yang tertuang dalam Permenkes No 4 tahun 2018.
“kami meminta kepada Bupati Buteng untuk mengevaluasi Kinerja Manajemen Puskesmas Mawasangka dan RSUD Buteng yang diduga telah menelantarkan Pasien.” Ucap Ketua GMNI Baubau, Ramadhan, dalam Releasenya pada Suarapantau.com. Rabu, (8/4/2020)
“Dan Meminta DPRD Buteng agar memanggil pihak Puskesmas dan RSUD Buteng juga satuan Gugus pencegahan Covid-19 dan keluarga untuk mengklarifikasi permasalahan ini.”Tegasnya. (Red:SP)