SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Penerapan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) tidak menyurutkan semangat civitas akademika Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan program pengabdian.
Fakultas Ilmu Olahraga UNJ bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat melakukan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) secara daring.
Kegiatan ini, melibatkan guru-guru pendidikan jasmani yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (MGMP Penjaskes) wilayah Jakarta Timur khususnya MGMP Penjaskes Cipayung dan Ciracas.
Ketua Pelaksana PKM LPPM UNJ, Dr. Eva Julianti P., SE.,M.Sc menuturkan program ini merupakan Seri Pelatihan Guru Penjas yang telah dilaksanakan sejak tahun 2019.
Lebih jauh, kata Eva, kegiatan PKM pada tahun 2020 adalah Pelatihan Penjas Adaptif dalam Program Peningkatan Kapasitas Guru Penjaskes di Sekolah Inklusif.
“Kegiatan ini bermula dari kenyataan di lapangan, adanya masalah penyesuaian terhadap pembelajaran pendidikan jasmani bagi siswa berkebutuhan khusus pada sekolah reguler dengan orientasi Inklusif. Kegiatan Pelatihan ini merupakan bagian dari Seri Pelatihan Guru Penjaskes yang memberikan pelatihan setara 32 jam, untuk peningkatan kapasitas Guru Penjaskes, khususnya dalam kompetensi penjas adaptif,” tuturnya.
Pada tatap muka pertama dalam kegiatan tersebut (Jumat, 5/6/2020) lalu melalui aplikasi GoogleMeet®, menghadirkan berbagai akademisi sebagai narasumber.
Diantaranya, Dosen UNJ Slamet Sukriadi, M.Pd materi tentang Penjas Adaptif di Sekolah Inklusi, dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Sekolah Inklusif.
Selanjutnya Dr. Yusmawati,M.Pd. menyampaikan materi Pembelajaran Penjas yang menyenangkan di sekolah inklusif serta pembelajaran Penjas adaptif di abad-21.
Penyampaian tentang hasil penelitian di lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran penjas adaptif di sekolah regular berorientai inklusif disampaikan Dr, Eva Julianti, mengungkap kenyataan dan masukan dari guru penjaskes.
Lebih lanjut, Eva dan dosen UNJ lainnya, memotivasi peserta untuk dapat mengikuti seluruh rangkaian pelatihan yang direncanakan setiap minggu selama bulan Juni-Juli 2020 dan melengkapi tugas-tugas yang diberikan.
“Sehingga diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, peserta sejumlah 25 guru penjaskes akan menjadi pionir untuk menyebarkan pengetahuan dan pengalaman kepada guru-guru penjaskes di selurh wilayah DKI dan bahkan di daerah lain,” sambung Eva dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.(ran)