SUARAPANTAU.COM, JAKARTA –Pengurus pusat Asosiasi Praktisi Pendidikan Indonesia (APPI) berkomitmen, akan turut berkontribusi terhadap peningkatan mutu pendididikan dan pembangunan manusia di indonesia.
Direktur APPI Anco, menyatakan, secara makro Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di indonesia masih terbilang tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya. Jika merujuk pada data IPM tahun 2019 indonesia masuk urutan ke lima diungguli oleh negara Singapure, Brunai Darusalam, Thailan dan Malaysia.
Selain itu, lanjut Anco, dalam konteks nasional (mikro) terjadi ketimpangan pendidikan antara daerah perkotaan dangan pedesaan, dimana daerah perkotaan cenderung kualitas pendidikannya lebih maju ketimbang daerah pedesaan, kemudian terjadi ketipangan pula antara kulitas pendidikan indonesia bagian timur dan barat. Indonesia bagian timur kuliatas pendidikannya lebih tertinggal dibandingkan indonesia bagian barat, hal itu menyebabkan indeks pembangunan manusia idonesia (IPM) bagian timur lebih lamban dibanding dengan indonesia bagian barat.
“Dari segi tenaga pengajar, fasilitas pendidikan maupun sarana dan prasarana itu sudah berbeda, tentu ini sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Kendatipun demikian, saya tidak menyalahkan pemerintah, baik itu tingkat pusat maupun di daerah tetapi ini juga kesalahan kita, khususnya kita anak-anak muda yang punya wawasan dan gagasan.” ucap Anco, pada Suarapantau.com, saat di konfirmasi, Senin (6/7/2020)
“APPI merupakan kumpulan anak-anak muda yang konsen berbicara masalah pendidikan, sebagai generasi muda yang memiliki power kita harus ambil peran dan perpartisipasi aktif terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia secara nasional, tentu partisipasi ini bukan sekedar teori tetapi dengan cara turun lansung kelapangan.” tambahnya
Dosen Muda ini mengatakan, indonesia saat ini mengalami bonus demografi. Bonus demografi ini adalah suatu kondisi dimana komposisi jumlah penduduk yang berusia produktif lebih besar dibandingkan dengan usia non produktif.
Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berada pada rentan umur 15 – 64. Berdasarkan data survey penduduk antar sensus (Supas) pada tahun 2019 jumlah usia produktif sebesar 183,36 juta jiwa atau sebesar 68,7 persen.
Maka, lanjut dia, jika usia produktif ini berkualitas atau semuanya mengenyam pendidikan maka ini akan menjadi aset bagi negara yang nantinya akan berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan negara. Sebaliknya, kalau tidak dikelolah dan ditata dengan baik akan menjadi beban bagi negara.
“Sebagian besar pengangguran di indonesia karena mereka tidak memiliki skil atau kemampuan yang cukup untuk menghadirkan sesuatu yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka.” kata dia
Olehnya itu, Direktur APPI akan menggandeng dan berkerjasama dengan pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah untuk sama-sama mengurusi masalah pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia yang ada di indonesia.
“Tentu harus kerjasama dengan pemerintah, ini kita akan upayakan sehingga ada pemerataan pendidikan, khususnya kepada mereka-mereka yang tidak sempat mengenyam pendidikan dipendidikan formal.” kata Anco
“Kita juga akan bekerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan, misalkan sekolah atau perguruan tinggi dan dll. Intinya lembaga yang siap ikut mengambil peran untuk mengurusi masalah pendidikan dan pencerdasan anak-anak bangsa” tandasnya.(SP)