SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut, indeks masyarakat Indonesia terhadap inklusi keuangan masih berada dibawah negara ASEAN lainnya. Meskipun sudah mencapai level 76 persen. Namun Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga.
“Indeks inklusi keuangan Indonesia tahun 2019 baru sebesar 76 persen, masih di bawah negara-negara Asean lainnya,” ujarnya secara virtual, Kamis (10/12).
Sehingga, Jokowi meminta agar edukasi dan sosialisasi masyarakat terhadap inklusif keuangan terus ditingkatkan melalui penyerapan kredit pada lembaga keuangan. Sebab, hingga saat ini masih banyak orang yang masih memilih untuk meminjam di renternir dibandingkan lembaga keuangan resmi.
Jokowi menuturkan, penyerapan kredit dapat dilakukan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit ultra mikro, bank wakaf mikro dan lain-lain. Dengan penyerapan kredit yang efektif maka dapat meningkatkan kelas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang pada akhirnya dapat pendongkrak perekonomian nasional.
“Harus terus ditingkatkan penyerapannya, harus ditingkatkan produktivitasnya untuk meningkatkan kelas UMKM kita,” ucapnya.
Selain itu, Jokowi juga meminta agar akses pembiayaan di daerah ditingkatkan terutama pada rakyat kecil dan UMKM. Sebab hingga saat ini inklusi keuangan yang masih berpusat di Pulau Jawa.
“Data yang saya terima per September 2020, 73,7 persen kredit bank umum ada di Pulau Jawa,” tutupnya.(*)