SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Sejumlah pihak kritisi program kampus mengajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim.
Mereka menganggap bahwa program tersebut tidak jelas karena mahasiswa yang terlibat dalam program itu mendapat honorer yang lebih tinggi dibanding guru honorer yang kini masih banyak digaji dengan angka Rp. 300.000- Rp. 500.000.
“Bagus sumberdayakan guru honorer yang sudah ada di sekolah pak, mahasiswa magang digaji 700 ribu sementara guru honor yang sudah bertahun-tahun gajinya dibawah 500,” harapnya. Dikutip komentar Muhammad Iqbal Steve di grup facebook Kemdikbud Info. Jumat (12-2-2021).
Sementara itu, Akun Rusman Pak Cumman juga menyarankan agar merekrut guru honorer muda.
“Lebih baik rekrut guru honorer muda”, harapnya.
Sebelumnya diketahui Mendikbud, Nadiem Makarim menggagas program Kampus Mengajar sebagai salah satu solusi atas kendala pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dialami siswa jenjang pendidikan dasar selama pandemi Covid-19.
Untuk itu, mahasiswa semester 5 ke atas diminta mendaftar menjadi pengajar di Sekolah Dasar (SD) di wilayah domisilinya. Sekolah yang menjadi prioritas sasaran khususnya yang berakreditasi C dan berada di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan, Terluar).
Sepanjang program, mahasiswa diminta mengajar 6 jam per hari secara daring dan luring. Selama masa program, mahasiswa dijanjikan menerima biaya kuliah, uang hidup dan nilai setara 12 satuan kredit semester (SKS).(*)