SUARAPANTAU.COM, MAKASSAR – Wakil Walikota Makassar, Fatmawati Rusdi menegaskan komitmennya bersama Danny Pomanto untuk memperjuangkan kesetaraan gender.
Hal itu disampaikan bertepatan Hari Perempuan International yang diperingati 8 Maret hari ini. Menurutnya, kesetaraan gender tidak perlu lagi sekadar wacana tapi harus diperjuangkan.
“Tema Hari Perempuan International tahun ini “choose to challenge” harus kita jadikan komitmen bersama. Harus berani menantang, menyerukan tentang bias dan ketidaksetaraan gender, serta membentuk dunia yang inklusif,” kata Fatma, Senin (8/3).
Istri mantan Bupati Sidrap, Rusdi Masse itu menambahkan, dirinya tidak sekadar memberi pernyataan semata. Mengingat, tema yang diusung di hari perempuan international, sejalan dengan visi-misi-nya bersama Danny Pomanto.
“Ini sejalan dengan misi ketiga Danny-Fatma yaitu restorasi ruang kota yang insklusif menuju kota nyaman kelas dunia yang “sombere’ dan smart city” untuk semua,” ujarnya.
“Arinya, kota yang dapat dihuni secara nyaman oleh semua orang tanpa adanya diskriminasi gender, usia dan golongan,” tambahnya.
Karena itu, mantan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, secara khusus menyampaikan ucapan selamat atas peringatan Hari Perempuan International.
Ia juga menaruh harapan besar, agar kiranya semua elemen perempuan di Kota Makassar bisa berkonstribusi dan mengawal program pemerintah Kota Makassar ke depan.
“Atas nama wakil walikota, saya juga mengajak kita semua untuk bersama memajukan Makassar. Terutama di awal kepemimpinan kami, ikut membantu dan terlibat langsung di program Makassar Recover yang sudah dilaunching,” pungkasnya.
Selain itu, Fatma juga menyampaikan ucapan selamat Hari Perempuan International melalui akun media sosialnya. Seperti di IG @fatmawatirusdi, dan halaman facebook @Hj Fatmawati Rusdi.
Sekadar diketahui, di awal kepemimpinan Danny-Fatma di Makassar, salah satu fokusnya yakni memaksimalkan program Makassar Recover yang bertujuan mempercepat pemulihan Makassar, serta melindungi warga di tengah pandemi Covid-19.