SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Tengah viral PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) karena memecat karyawan terkait kepanitiaan pengajian ramadhan yang diduga terdapat unsur radikalisme, Sabtu (10/4/21).
Kebijakan manajemen yang mencopot pejabat itu juga disampaikan Komisaris PT Pelni, Dede Budhyarto.
Dalam akun Twitternya yang bercentang biru, @kangdede78 mengatakan pencopotan ini sebagai pelajaran sekaligus warning kepada seluruh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Selain itu pejabat terkait dengan kepanitiaan acara itu telah dicopot. Ini merupakan pelajaran sekaligus warninv kepada seluruh BUMN jangan segan – segan mencopot ataupun memecat pegawaomya yang terlibat radikalisme,jangan beri ruang sedikitpun BERANGUS”,Tulis dede dalam akun twetter @kangdede78.
Selain itu pejabat yg terkait dgn kepanitiaan acara tsb telah DICOPOT.
Ini pelajaran sekaligus WARNING kpd seluruh BUMN, jangan segan-segan MENCOPOT ataupun MEMECAT pegawainya yg terlibat radikalisme.
Jangan beri ruang sdktpun, BERANGUS.
— Dede Budhyarto (@kangdede78) April 8, 2021
Hal tersebut, menuai kritik publik salah satunya dari anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Rachel Maryam Sayidina yang menyampaikan kritikannya melalui cuitan akun twitter @cumarachel.
Menurut Rachel, pembubaran pengajian yang menyebabkan pemecatan karyawan Pelni karena dikaitkan dengan isu radikalisme perlu kajian mendalam.
Lanjut Rachel, bangsa ini perlu merumuskan definisi radikalisme secara jelas sehingga tidak ada pihak menyalahgunakan kata radikalisme yang berpotensi melanggar HAM.
“Berkaca dari kasus pengajian pengajian di pelni dan berbuntut pemecatan karyawan,rasanya bangsa ini perlu merumuskan secara jelas definisi radikalisme itu seperti apa agar tidak ada pihak yang asal cap radikalisme pada seseorang yang malah berpotensi melanggar HAM”, tulisnya.
(SA)