KIP Kuliah Solusi Pemerataan Pendidikan Indonesia

Direktur Asosiasi Praktisi Pendidikan Indonesia, Anco S.Sos.I., M.Pd - SUARAPANTAU.COM

Oleh: Anco S.Sos.I., M.Pd
(Direktur Asosiasi Praktisi Pendidikan Indonesia)

SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Bangsa yang besar adalah bangsa yang kualitas sumber daya manusianya berkualitas, tentunya kita sebagai bangsa mempunyai harapan besar agar supaya terjadi pentumbuhan idenks pembangunan manusia yang berkualitas dan merata diseluruh pelosok nusantara, walaupun secara faktual, tidak bisa dinafikan bahwa ideks pembangunan manusia dibangsa ini masih cendrung rendah dibanding dengan negara-negara tetangga.

Laporan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun tahun 2020 yang dirilis oleh united Nation Development programme (UNDP), Indeks pertumbuhan Manusia Indonesia menduduki peringkat kelima di ASEAN, masih kalah dari Singapur, Brunai darusalam, Malaysia dan Thailand.

Hal ini disebabkan oleh mahalnya biaya Pendidikan di Indonesia, dengan kata lain hanya kalangan ekonomi menengah keataslah yang berkesempatan untuk menempuh Pendidikan diperguruan tinggi, sedangkan masyarakat yang ekonomi kategori miskin, tidak mampu mengenyam Pendidikan tinggi.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan survei ekonomi nasional (susesnas) tahun 2020 penduduk yang  berpendidikan tinggi hanya sekitar 8,5 persen dari total penduduk berusia 14 tahun keatas, sebagian besar penduduk Indonesia hanya mencapai Pendidikan jenjang pertama, sekitar 65 penduduk Indonesia berpendidikan kurang dari SMP, dari gambaran
data factual tersebut menunjukan bahwa sekitar 91,5 pesen penduduk Indonesia tidak mengenyam Pendidikan tinggi, hal ini akan menjadi tantangan Pendidikan dan kualitas
Pendidikan kedepan Tapi dengan hadirnya Program Bidikmisi yang bertransformasi dan berganti nama
menjadi KIP Kuliah, ini membuka harapan baru bagi generasi muda Indonesia yang ingin melanjutkan Pendidikan diperguruan tinggi dengan biaya pemerintah. Berdasarkan UU
No 12/2012 tentang Pendidikan tinggi, pemerintah Indonesia berkewajiban meningkatkan akses dan kesempatan belajar diperguruan tinggi serta menyiapkan insan cerdas dan
kompetitif.

Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk menjamin, bahwa anak Indonesia yang kurang mampu terutama yang memiliki prestasi akan dapat terus menempuh
Pendidikan hingga jenjang kuliah melalui Program Indonesia Pintar (PIP).

PIP adalah bantuan berupa uang tunai, perluasan akses, dan kesempatan belajar dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik dan mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin untuk membiayai Pendidikan. Menurut penulis hal ini
merupakan komitmen pemerintah untuk menempatkan akses Pendidikan tinggi bagi seluruh masyararakat sebagai salah satu proritas pembangunan.

Melalui PIP ditahun 2020, pemerintah telah memberikan bantuan Pendidikan bagi 200 ribu mahasiswa yang diterimah diperguruan tinggi termaksud penyandang disabilitas
dalam bentuk Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) hal ini sebagai bukti kehadiran negara untuk membantu masyarakat agar memperoleh hak Pendidikannya. KIP Kuliah menjamin keberlangsungan kuliah dengan memberikan pembebasan biaya kuliah diperguruan tinggi dan bantuan biaya hidup bulanan bagi mahasiswa yang memenuhi persyaratan ekonomi dan akademik.

Pada tahun 2021 pemerintah melalui pulabdik kemendikbud kembali akan
menyalurkan bantuan untuk melanjutkan Pendidikan tinggi kepada 200 ribu mahasiswa penerima KIP Kuliah baru, tentunya program KIP Kuliah telah memberikan harapan kepada generasi muda untuk menggantungkan cita- cita dan meraih prestasi serta menyonsong masa depan bersama KIP Kuliah serta wujudkan SDM yang unggul dan
kompetitif.

“Penulis sangat mengapresiasi Kebijakan Program KIP Kuliah, menurut penulis program KIP Kuliah memberikan kesempatan buat masyarakat yang mempunyai latar
belakang ekonomi kurang mampu, sebab KIP Kuliah diperuntukan buat masyarakat miskin, hal ini tentu akan memberikan kesempatan bagi seluruh anak bangsa untuk mengeyam Pendidikan di perguruan tinggi dengan biaya pemerintah (Gratis kuliah).
Menurut Penulis KIP Kuliah adalah solusi pemeratan Pendidikan Indonesia,” tutur mahasiswa Doktoral Univerasitas Negeri Jakarta tersebut. (Ld)

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi Suarapantau.com menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuarapantau@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027

Pasang IklanCalon Bupati Luwu 2024

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *