Penulis: Zainal Abidin Bay (ZAB), Tokoh Masyarakat Papua Barat
BUPATI Fakfak, Untung Tamsil menyambangi Kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bappenas dan Kementerian Investasi dan Penanaman Modal di Jakarta pekan lalu.
Dalam rangkaian kunjungan tersebut, juga menandatangani MoU dengan BPPT di Gedung BJ Habibie terkait upaya untuk mendorong dan mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Kabupaten Fakfak.
Serta mensinergikan lintas sektor dalam melakukan teknologi pembangunan daerah yang tepat sasaran dan berdaya guna. Salah satu diantaranya, kebutuhan air bersih di kawasan pesisir dari waktu ke waktu terus meningkat.
Dalam hal ini, pasokan air bersih terus diusahakan dengan berbagai cara, salah satunya melalui teknologi penyulingan air laut menjadi air tawar. Kehadiran teknologi itu, bisa mengurangi ketergantungan air bawah tanah di kawasan pesisir pantai seperti Fakfak.
Hasil penelitian jumlah air di bumi tetap sama namun jumlah pertumbuhan manusia terus meningkat. Akibatnya jumlah air bersih semakin menurun. Agar kuantitas air tidak mengalami penurunan, perlu dilakukan berbagai upaya, salah satunya melalui teknologi penyulingan air laut.
Beberapa tahun lalu saya berkunjung di Kabupaten Jembrana Bali dalam sebuah agenda studi. Kabupaten ini, telah mengolah air laut menjadi air mineral yang langsung bisa diminum dan telah disalurkan di 120 titik lokasi pelayanan umum seperti instalasi kantor pemerintah, rumah sakit dan sekolah dan warga masyarakat.
Ada kelebihan kandungan oksigen air hasil penyulingan mencapai 29 ppm atau lebih tinggi dibanding air mineral kemasan yang di bawah 25 ppm. Sehingga air ini merupakan air sehat yang jika rutin meminumnya bisa membuat awet muda.
Secara geografis, Jembrana juga memiliki garis pantai sepanjang 76 kilometer. Jadi penyulingan ini adalah mengantisipasi ‘global warming’ dan kekurangan air di masa depan.
Teknologi penyulingan air, telah diperkenalkan oleh LIPI sebagai konsep ekohidrologi yakni menyatukan berbagai aspek diantaranya hidrologi, ekologi, ekoteknologi, dan budaya.
Tujuannya penyatuan dalam berbagai aspek pada konsep ekohidrologi, adalah untuk menghadirkan kualitas sumber daya air yang terbaik untuk masyarakat. Artinya komponen dalam ekohidrologi memiliki perannya masing-masing.
Prinsip ekologi adalah peningkatan kapasitas penyerapan dari ekosistem. Sedangkan, prinsip hidrologi menjadi kerangka kerja untuk proses kuantifikasi massa air.
Prinsip ekoteknologi, berkaitan dengan penggunaan properti ekosistem yakni sebagai alat tata kelola manajemen air. Terakhir, adalah prinsip budaya yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan yang dinamis antara sistem hidrologi, sosial, dan ekologi.
Artinya konsep Ekohidrologi ini hadir untuk ketersediaan air bersih yang berkelanjutan.
Kerjasama yang ditandangani oleh Bupati Fakfak Untung Tamsil Fakfak dengan BPPT, salah satunya terkait inovasi air laut menjadi air minum di daerah-daerah yang kurang air minum, terutama daerah pesisir pantai adalah dalam kerangka pembangunan keberlanjutan.
Hal tersebut, juga bagian dari antisipasi global warming dan kekurangan air masa depan serta pemenuhan air bersih pada wilayah pesisir pantai.
(*)