SUARAPANTAU.COM, MAKASSAR – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel melaksanakan rapat paripurna intern, di lantai 9 Gedung Tower DPRD Sulsel. Akan tetapi, rapat yang awalnya kondusif berubah menjadi panas.
Musababnya, dua legislator DPRD Sulsel hampir saja adu jotos di dalam ruang sidang. Mereka adalah Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif dan Anggota DPRD Fraksi Golkar, Arfandy Indris.
Kericuhan itu bermula ketika Syaharuddin Alrif yang sedang memimpin sidang akan melanjutkan sidang dengan agenda dari Sekretariat Dewan (Sekwan) DPRD Sulsel yakni peluncuran Aplikasi E-Aspirasi. Akibatnya sejumlah legislator protes.
Alasannya, agenda peluncuran Aplikasi E-Aspirasi itu tidak masuk dalam agenda rapat paripurna. Salah satu yang menyoroti agenda itu adalah Arfandy Idris. Ia mengaku tidak setuju peluncuran E-Aspirasi karena rapat paripurna belum ditutup.
“Ada apa ini? Ini (peluncuran E-Aspirasi) kan tidak masuk dalam agenda. Tutup itu,” kata Arfandy.
Protes itu membuat ruang rapat menjadi hening. Bahkan, protes itu tidak berhenti. Setidaknya, ada beberapa legislator lain memberikan pandangan. Seperti yang disampaikan oleh legislator Fraksi Demokrat, Selle KS Dalle.
Politisi asal Soppeng itu mengaku jika dirinya sepakat dengan pernyataan Arfandy Idris. Ia menilai rapat paripurna sebaiknya ditutup lebih dahulu baru kemudian dibahas mengenai peluncuran E-Aspirasi.
“Saya pikir sebaiknya jika rapat ini ditutup dulu. Ini kan persoalan kode etik. Lagian tidak ada salahnya ditutup, lalu kemudian meminta anggota dewan untuk tidak meninggalkan ruangan,” kata Selle.
Sementara hal berbeda disampaikan legislator Fraksi PDI Perjuangan, Dan Pongtasik. Ia mengaku tidak mempermasalahkan peluncuran E-Aspirasi sebelum penutupan rapat paripurna intern.
“Pimpinan rapat sudah menyampaikannya lebih awal saat rapat baru dimulai,” ucap Dan.
Walau ditentang oleh sejumlah legislator, peluncuran E-Aspirasi tetap dilakukan. Hal itu dilakukan Syaharuddin Alrif sebagai pimpinan rapat karena alasan telah disampaikan pada awal rapat.
“Ini untuk kebaikan kita bersama. Sudah saya bacakan dari tadi. Dan Aplikasi E-Aspirasi ini dari Kasubag, ini sudah lama. Makanya harus disosialisasikan baik untuk kelompok dan organisasi,” kata Syahar yang kemudian menutup rapat.
Pasca menutup rapat, Syahar kemudian berjalan ke arah Arfandy Idris. Sekretaris DPW Partai NasDem Sulsel itu lalu menegur Arfandy. “Tidak bagus begitu bos. Ada tempatnya. Saya hargaiki sebagai senior, tidak ada saya takuti disini,” kata Syahar sambil pukul meja.
Hal itu pun membuat Arfandy berdiri dan berjalan ke arah Syahar. Ia pun tetap ngotot jika peluncuran E-Aspirasi tidak masuk agenda. “Ini kan ada kode etik yang kita bahas,” ujarnya.
Melihat situasi yang semakin tidak kondusif, sejumlah legislator mencoba memenangkan keduanya. Diantaranya adalah legislator Fraksi Demokrat, Andi Januar Jaury dan legislator Fraksi PKB, Fauzi Andi Wawo.