SUARAPANTAU.COM, BANJARNEGARA – Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono salah menyebut nama Luhut, menjadi penjahit yang merupakan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Dia kemudian minta maaf atas ucapannya itu. Pernyataan Budhi yang menyebut Luhut penjahit viral di media sosial. Dalam video berdurasi 1 menit 17 detik.
Budhi menyampaikan sejak menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, kini keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk pasien Covid-19 di Banjarnegara telah menurun. Kondisi BOR, kata Budhi, sempat mencapai 99 persen.
“Turunlah PPKM Darurat. Saya baca aturannya sesuai saran Pak Presiden yang langsung ditindaklanjuti oleh Menteri Dalam Negeri, dan dilaksanakan pada waktu itu rapat sama menteri siapa itu penjahit, menteri orang Batak itu, [Luhut Binsar Pandjaitan] ya pak penjahit,” kata Budhi dalam potongan video yang viral.
Begitu video itu viral, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui akun Instragram @kabupatenbanjarnegara kemudian mengunggah permintaan maaf Budhi kepada Luhut pada Senin (23/8/2021).
Dalam kesempatan itu, Budhi awalnya menjelaskan tentang kegiatan vaksinasi massal di daerahnya.
Di sela penjelasannya, dia mengaku tak hafal dengan nama panjang Luhut, sehingga salah sebut.
“Mohon maaf kemarin saya menyebutkan pak penjaitan, karena saya kurang hafal namanya panjang sekali, ini sekarang saya baca yang jelas dan saya mohon maaf, adalah bapak Menko Marinves, Bapak Luhut Binsar Pandjaitan,” kata Budhi dalam penggalan video.
Dirinya mengaku tidak bertujuan menghina Luhut atas kesalahan penyebutan nama tersebut. Dia mengklaim hanya sebisanya untuk berbicara.
Budhi juga meminta maaf kepada warga Tapanuli yang memiliki marga Pandjaitan, karena pada waktu sebelumnya menyebut penjahit. Ia mengaku tidak hafal marga Tapanuli dan baru memahaminya belakangan.
“Kepada semua warga Tapanuli, kami tidak punya niat jelek untuk menghina siapa saja. Ini karena keterbatasan saya, kemampuan saya dan kelemahan saya, saya mohon dimaafkan yang setulus-tulusnya,” kata Budhi.
Terakhir, apabila dirinya dianggap menghina, dia siap untuk dikutuk apapun juga.
(*/rls)