Bahas Ancaman Krisis Iklim, GYM Luncurkan Hasil Riset di Kepulauan Spermonde

Green Youth Movement Saat Meluncurkan Hasil Risetnya

SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Green Youth Movement (GYM) meluncurkan hasil risetnya mengenai dampak perubahan iklim bagi masyarakat dan lingkungan di dua pulau kecil di Kawasan Spermonde yakni Pulau Balang Lompo dan Pulau Bontosua. Sabtu (28/8/2021) kemarin.

Peluncuran hasil riset di dua pulau kecil ini bertujuan agar persoalan dan permasalahan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil dapat tersampaikan kepada pemerintah. Apalagi, isu soal kepulauan di Sulawesi Selatan sangat minim dipublikasikan secara meluas.

Dalam peluncuran hasil riset ini, tim riset Green Youth Movement diwakili oleh Aminuddin Fajar dan Basharia akan mempresentasikan temuan lapangan mereka di Pulau Balang Lompo dan Pulau Bontosua.

Dalam pemaparannya, Aminuddin Fajar yang merupakan mahasiswa Teknik Lingkungan Unhas memaparkan bahwa saat ini ada empat tantangan serta ancaman yang dialami oleh nelayan dan perempuan di Pulau Bontosua.

Bacaan Lainnya

“Pertama dari aspek lingkungan yakni tata kelola sampah yang buruk dan ancaman abrasi serta banjir. Kedua, sumber daya ikan yang semakin berkurang. Ketiga, ancaman alat tangkap destruktif dari nelayan di luar Pulau Bontosua. dan Terakhir, krisis air bersih,” ungkapnya.

Sama halnya dengan apa yang disampaikan Fajar, Bashariah yang mewakili tim riset di Pulau Balang Lompo juga menjelaskan bahwa saat ini krisis iklim sudah sangat mempengaruhi pola melaut dan kehidupan sosial masyarakat kepulauan.

“Dulunya, nelayan penyelam hanya menyelam di perairan dagkal, namun sekarang harus menyelam lebih dalam lagi untuk mendapatkan ikan. Selain itu, pola melaut yang berubah dan kurangnya tangkapan pada akhirnya berdampak pada perempuan yang harus bekerja lebih keras untuk menutupi kebutuhan rumah tangga mereka,” tutup Mahasiswa Agroteknologi Unhas ini.

Selain pemaparan tim riset, sekumpulan anak muda pengkampanye lingkungan ini juga menghasilkan video dokumenter yang merekam situasi dan harapan masyarakat Kepulauan Spermonde kepada pemerintah.

Terakhir, Aminuddin Fajar dan Bashariah menjelaskan bahwa pemerintah harus pro aktif terhadap ancaman perubahan iklim bagi masyarakat yang tinggal di kepulauan yang semakin hari dampaknya sudah semakin nyata.

“Pemerintah tidak boleh tinggal diam, hasil riset kami membuktikan bahwa nelayan dan perempuan di pulau-pulau kecil membutuhkan kehadiran dan perhatian pemerintah,” kuncinya.

(*/rls)

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi Suarapantau.com menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuarapantau@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027

Pasang IklanCalon Bupati Luwu 2024

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *