Cegah Malaria Ke Ibukota, Kontingen PON dari Jakarta Akan Lakukan RDT

Kepala Iptek Koni DKI Jakarta, Dr. dr. Junaidi, Sp.KO.

SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Ketua Bidang Kesehatan Kontingen DKI Jakarta PON Papua, Dr.dr. Junaidi, Sp.KO, menjelaskan Tim kesehatan Kontingen DKI Jakarta akan melakukan Rapid Tes Diagnostic (RDT) ke seluruh anggota kontingen DKI Jakarta pada PON Papua XX/2021.

“Akan dilakukan Rapid  Diagnostic Test (RDT) malaria kepada seluruh anggota kontingen DKI Jakarta setibanya di bandara Soekarno-Hatta oleh kantor kesehatan pelabuhan (KKP) Soekarno-Hatta,” jelasnya.

Dosen senior Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut menjelaskan, Rapid Diagnostic Tes (RDT) dilakukan untuk mengantisipasi potensi malaria masuk ke DKI Jakarta.

“Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada potensi masuknya penyakit malaria ke ibu kota, karena Jakarta merupakan daerah bebas penyakit malaria,” jelas Dr. dr. Junaidi, Sp.K.O saat ditemui wartawan.

Bacaan Lainnya

Dirinya yang juga Dokter Kepala Indonesia Mixed Martial One Pride TV ONE itu, memberikan himbauan kepada seluruh anggota kontingen DKI Jakarta untuk melakukan profilaksis malaria dengan mengomsumsi doksisiklin.

“Agar supaya hasil RDT semua anggota kontingen negatif maka dihimbaukan kepada semua anggota kontingen untuk melakukan profilaksis malaria dengan mengonsumsi obat doksisiklin,” tambah dokter spesialis Ilmu Kesehatan Olahraga itu.

Sementara itu, Wakil ketua bidang kesehatan kontingen DKI Jakarta pada PON Papua XX/2021, dr. Monica Susanto, Sp.K.O juga menambahkan, untuk pencegahan penyakit malaria dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko malaria, mencegah gigitan nyamuk, dan profilaksis dengan konsumsi obat.

“Pencegahan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan menutup kulit dengan celana panjang dan baju berlengan panjang, tidur menggunakan kelambu, serta memakai krim pelindung anti nyamuk,” jelasnya.

Lebih jauh, dr.Monica juga menjelaskan mengenai cara dan dosis pemakaian Profilaksis.

“Profilaksis dapat dilakukan dengan minum obat Doksisiklin dosis 100 mg sebanyak 1x/hari (setelah makan). Obat diminum 2 hari sebelum pergi ke Papua, selama berada di Papua sampai 4 minggu setelah kembali pulang ke Jakarta,” terangnya.

Monica mengatakan, Pemberian obat ini juga perlu menjadi perhatian khusus  bagi para penderita penyakit hati, ginjal, kelamin, menderita kelemahan otot (myasthenia gravis), Lupus, menderita asma dan bagi mereka yang mengonsumsi obat pengencer darah.

Selain itu, obat ini menjadi kontraindikasi pada pasien dengan riwayat alergi Doksisiklin atau antibiotik tetrasiklin lainnya dan tidak boleh diberikan pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak dibawah umur 8 tahun dan tidak boleh diberikan lebih dari 6 bulan.

(*/rls)

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi Suarapantau.com menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuarapantau@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027

Pasang Iklan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *