SUARAPANTAU.COM, KUBU RAYA – Masyarakat Sungai Rasau Desa Tebang Kacang khususnya Kabupaten Kubu Raya sangat antusias mengikuti acara robo-robo. Rabu, (6/10/2021).
Diketahui, Robo-robo merupakan kebiasaan dari nenek moyang terdahulu, dengan tradisi makan bersama di luar rumah.
Robo-robo berasal dari nama hari yaitu Rabu (Rabu berasal dari bahasa Arab yaitu Ar-bia’/Raba’a) dan diselenggarakan pada hari Rabu minggu terakhir dalam sapar (Bulan dalam kalender Arab).
Salah satu tokoh pemuda Desa Tebang Kacang, Firdaus mengungkapkan sejarah ritual Robo-robo ini bermula dari cerita turun temurun dan sudah menjadi keyakinan terutama ummat islam.
Dirinya juga menjeklaskan bahwa pada bulan safar dan hari Rabu itulah, dimana para Nabi mendapat musibah atau ujian dari Allah SWT yang berkaitan dengan laut/air. Contohnya: Nabi yunus ditelan ikan, Nabi musa membawa umatnya menyebrang lautan.
Selain itu bulan safar juga banyak peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan islam dan perkembangannya. Pada dasarnya Tradisi dan penyelenggaraan seperti Robo-robo juga dilaksanakan di tempat lain namun dengan nama yang berbeda-beda.
Sebelum muncul sebutan “Robo-robo” yaitu asal mula tolak bala bulan safar, berawal dari sholat idifa’il Bala, yang merupakan sholat sunnah hajat yang dikerjakan pada malam atau hari Rabu akhir bulan safar yang teringat bahwa bulan safar adalah bulan yang penuh dengan kesialan dan malapetaka, dan hari Rabu pekan keempat merupakan hari yang paling na’as pada bulan itu.
“Semoga kedepan kegiatan ini yang diadakan di kampung halaman sungai rasau ini lebih besar lagi dan masyarakat yang datang lebih ramai,” jelas Firdaus.
Terakhir, dirinya juga mengungkapkan bahwa sungai rasau desa Tebang Kacang sangat tinggi dalam melestarikan kebudayaan adat robo-robo.
(*/rls)