Program Seratus Hari Utayoh yang Tidak Boleh Dibuang “Membangun Kampung Digital”

Oleh: Tokoh Masyarakat Papua Barat, Zainal Abidin Bay

KAMPUNG Digital atau Desa Digital yang di canangkan UTAYOH yang dilihat dari point 7 dari 10 program 100 Hari Kerja – program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta pelayanan informasi.

Saya melihat tujuan besarnya adalah pelayanan publik di kampung akan di digitalisasi, koneksi internet akan dibenahi, command center dibangun, dan masyarakat kampung dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan sekaligus masing-masing perangkat Kampung yang terkoneksi dapat mengenalkan produk unggulan di wilayahnya (one village one product) atau potensi destinasi wisata.

Intepretasi saya, bahwa Kampung Digital Bupati Untung Tamsil Fakfak dan Wakil Bupati Dina Horinandal Fakfak tersebut ingin ada ekonomi inklusif (terbuka) untuk menumbuhkambangkan program One Village One Product (OVOP) Point 8 dari 10 program 100 Hari Kerja. Bupati dan Wakil Bupati paham betul bahwa di era ini semua aspek kehidupan tidak akan melompat tanpa revolusi digital termasuk upaya digitalisasi Kampung. Saya pikir itu alasan utama untuk menggelar program Kampung Digital.

Kemanfaatan lain dari program Kampung Digital ini, adalah mengubah beberapa poin kehidupan masyarakat di perkampungan, mulai menggeliatnya bisnis jualan online di Kampung, (menarik masyarakat dari kota ke kampung), meng-konversi Balai Kampung menjadi pusat digital (aktivitas tergairahkan), bisa saja hadirkan layanan Sapa Warga untuk menampung aspirasi mereka, saya mohon agar ini bisa di creat oleh para tenaga ahli agar lakukan kajian penggunaan internet of things (IoT) seperti program e-fishery (e-perikanan), fish finder ( Pencari ikan) dan pemanfaatan drone dan kemudahan point- per-point menumbuhkan ekonomi kerakyatan.

Gagasan Bupati dan Wakil Bupati ini Fakfak saya anggap sangat progresif, karena kita tahu bahwa Desa Digital terpilih sebagai Digital Equity and Accessibility dalam ajang IDC Smart City Asia Pacific Awards 2020, artinya Program Konsep Bupati Fakfak dan wakil Bupati sudah on the track dengan perkembangan era digital. Tinggal Para tenaga Ahli lakulan penguraian.

Hari ini, sejalan dengan konsep yang sedang di garap ( melalui berbagai BIMTEK) oleh Lembaga Kajian Nasional Otda yakni Program SMART DESA Digital/Pengembangan Web Site Desa.ID, Menuju Smart Village dengan pemanfaatan potensi SDA Berkelanjutan maka Saya pikir konsep Kampung digital Fakfak dapat di sharing bersama dengan Lembaga Kajian Nasional Otda yang barangkali dapat ikut membantu melakukan pemutakhiran data Indeks Desa Membangun (IDM) berbasis Suistanable Development Goals (SDGs) Desa menjadi sangat penting.

SDGs Desa adalah role model Pembangunan Berkelanjutan guna mewujudkan Desa atau Kampung tanpa kemiskinan dan kelaparan, Desa ekonomi tumbuh merata, Desa peduli kesehatan, Desa peduli lingkungan, Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan, Desa berjejaring, dan Desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian pemerataan pembangunan ( Konsep keadilan).

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi Suarapantau.com menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuarapantau@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027

Pasang IklanCalon Bupati Luwu 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *