SUARAPANTAU.COM, MALUKU – Pasca konflik di Maluku, Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Maluku
melakukan giat trauma healinng berupa permainan rakyat untuk anak-anak, Senin (31/1/22).
Konflik yang terjadi pekan lalu, menyisakan trauma terhadap anak-anak sehingga kondisi mental mereka terpukul.
sementara, menurut ketua KPOTI Maluku, Jemi Putirulan mengatakan seharusnya anak-anak merupakan kelompok yang sedang mengalami masa pertumbuhan, namun akibat konflik ini mereka juga menjadi masyarakat yang terdampak.
“KPOTI hadir untuk mengembalikan kebahagiaan dan senyum anak-anak Desa Kariu dengan mengenalkan dan melakukan berbagai jenis permainan rakyat diantaranya pesan berantai,memindahkan tali, permainan buah kira-kira. kegiatan ini diseleggarakan dilokasi Gereja Negeri Aboru,”paparnya.
Dirinya juga menjelaskan setiap makna permainan tersebut yang bertujuan untuk dapat mengembalikan kebahagiaan dan keceriaan anak-anak.
“Pesan Berantai Yang memiliki Arti harus menyampaikan Pesan yang benar kepada orang lain,memindahkan Tali, yang memiliki arti dalam
Hal sesulit Apapun Semua anak-ank harus bergandeng tangan untuk menyelesaikan Masalah, Permainan Buah Kira-kira, yang mengajarkan
Kepada Anak-anak untuk mengerti tentang Bhineka Tunggal Ika, dan Nilai-nilai Pancasila,”jelas Jemi
Terakhir, KPOTI Juga berharap kepada semua pihak untuk kiranya dapat sedikit memberikan focus bagi psikis Anak-anak Kariuw yang terdampak agar mereka selalu merasa bahagia dalam kondisi apapun..
Diketahui, konflik yang terjadi pekan lalu di Pulau Haruku, Maluku Tengah tengah bentrokan antar dua desa, yakni Desa Ori dan Kariuw, Kecamatan Pulau Haruku. Konflik yang terjadi diduga karena masalah sengketa lahan.
Dalam Aksi yang dilakukan Oleh KPOTI Maluku, turut dilibatkan Juga Persekutuan Pemuda Pelajar kamarian Amalohi (PPKA) Ambon sebagai Bentuk Kepedulian mereka terhadap Kondisi yang terjadi.