SUARAPANTAU.COM, SINJAI – Salah satu budayawan senior asal Kabupaten Sinjai, Drs. Muhannis launching buku ‘Hanua Sinjai.
Buku dengan tebal 671 halaman ini mengulas hasil penelitian dan pengkajian data-data tentang Sinjai, baik dari lontara yang ada di Sinjai maupun dari Bone, Gowa, Tallo,Luwu, Sirdap, Wajo dan lain-lain.
Buku ini diperkaya pula dengan data-data dari luar negeri seperti Belanda, Inggris,Jerman, Malaysia,Brunei dan lainnya yang dikumpulkan selama lebih dari 30 tahun.
Beragam tema telah dirangkum dalam bentuk makalah yang dipresentasikan mulai dari tingkat desa sampai internasional, dimuat pada media cetak atau ditulis dalam bentuk essay yang mengupas Sinjai secara lebih detail dan bertanggungjawab.
Melalui ragam tulisan dalam buku ini, pembaca akan diantar memaknai peran sejarah yang pernah ditorehkan oleh putra-putri Sinjai serta kepastian data yang diharapkan agar pengetahuan kita tentang Sinjai akan lebih mendalam serta menjawab banyak pertanyaan yang kerap muncul di kalangan pemerhati sejarah.
Buku ini akan mengantarkan kita pada pemahaman baru yang akan mengantarkan kita keluar dari kelabu sejarah dan sering menjadi bahan perdebatan.
Perdebatan seperti kapan nama Sinjai mulai diperkenalkan, kapan konfederasi Tellulimpoe dan Pitulimpoe lahir dan siapa penggagasnya, kapan agama islam mulai diperkenalkan di Sinjai dan bagaimana prosesnya, bagaimana posisi Sinjai saat terjadinya perang antara Gowa dan Bone, apa peran putra-putra Sinjai pada saat perebutan kemerdekaan, saat terbentuknya NIT dan RIS.
Serta pernahkah ada putra Sinjai yang menduduki jabatan sebagai Mentri di Indonesia, apa itu Rumpakna Mangarabombang, kenapa terjadi Pemberontakan I Massalinri, kenapa Suka, Balasuka dan Tombolo Pao hilang di Sinjai.