SUARAPANTAU.COM, JAKARTA – Isu politik identitas yang sering dihembuskan jelang Pemilihan Umum (Pemilu) dianggap sebagai ancaman kebhinekaan dalam proses demokrasi.
Menyikapi hal tersebut, Pengurus Tunas Indonesia Raya (Tidar) DKI Jakarta, Nessya Anditasari mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan edukasi masyarakat terhadap ancaman yang dapat menimbulkan gejolak sosial ini.
Secara khusus, Nessya Anditasari menganggap antisipasi isu politik identitas menjelang Pemilu 2024 perlu perhatian serius semua pihak.
“Suhu politik menjelang Pemilu 2024 mulai tampak hembusan isu politik identitas yang memicu timbulnya intoleransi serta mengancam kebhinekaan,” ungkap Nessya dalam keterangan yang diterima Suarapantau.com, Ahad 21 Agustus 2022.
Nessya Anditasari menyebutkan persoalan intoleransi atau tidak saling menghargai perbedaan masih kerap muncul newarnai kehidupan masyarakat Indonesia.
Sehingga, Nessya Anindita yang juga pengurus Tidar DKI Jakarta mengingatkan masyarakat terutama para generasi millenial untuk tidak mudah tersulut.
“Tahun 2024 kita akan kembali melaksanakan Pemilu dan Pilkada serentak, sungguh kerugian besar akan kita hadapi apabila Pemilu dan Pilkada diciderai oleh munculnya provokasi, fitnah dan anarkisme,” tegas Nessya.
Kendati Pemilu 2024 masih jauh namun isu-isu politik identitas sudah mulai muncul terutama di media sosial.
“Hal ini dibarengi dengan mecuatnya praktik-praktik intoleransi di tengah masyarakat, meski kecendrungannya masih sporadis di berbagai daerah, namun hal itu cukup mengkhawatirkan,”jelas Nessya.
“Saya sangat berharap seluruh masyarakat berpartisipasi aktif untuk menyukseskan-nya dengan mengedepankan politik yang santun, mencerdaskan dan bermartabat,”sambungnya.
Terakhir, Nessya juga mengajak seluruh komponen masyarakat khususnya para millenials untuk menjaga momentum pembangunan yang kini terus digalakkan pemerintah baik pusat, provinsi dan kabupaten serta kota.***