SUARAPANTAU.COM, DENPASAR – Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar terus galakkan program MELAJAH sebagai salah satu program moderasi beragama.
MELAJAH meruapakan akronim dari Moderasi Lintas Agama Menuju Umat Harmoni.
Kepala Subbag TU Kankemenag Kota Denpasar Ida Bagus Dibya menyebut program ini inovasi terbaru dari Kankemenag Kota Denpasar untuk memberikan penguatan Moderasi Beragama kepada siswa-siswi di sekolah Kota Denpasar.
Hal tersebut, disampaikan saat mengisi kegiatan di SMPK 1 Harapan Denpasar, Senin 12 September 2022.
“Moderasi Beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri,” jelas Ida Bagus Dibya.
“Ekstremisme, radikalisme, ujaran kebencian (hate speech), hingga retaknya hubungan antarumat beragama, merupakan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini,” imbuhnya.
Ida Bagus Dibya berpesan jangan gunakan agama sebagai alat untuk menegasi dan saling merendahkan dan meniadakan satu dengan yang lain.
“Mari senatiasa menebarkan kedamaian dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun khususnya siswa siswi di sekolah. Beragama itu menjaga, menjaga hati, menjaga perilaku diri, menjaga seisi negeri dan menjaga jagat raya ini,” ucap Ka. Subbag TU.
Ida Bagus mengingatkan, bahwa beragama itu menebar damai, menebar kasih sayang, kapanpun dimanapun dan kepada siapapun. Beragama itu, lanjut Ida, bukan untuk menyeragamkan keberagaman, tetapi untuk menyikapi keberagaman dengan penuh kearifan.
“Agama hadir ditengah-tengah kita agar harkat, derajat dan martabat kemanusiaan kita senantiasa terjamin dan terlindungi,” ujar Ida Bagus Dibya.
“Semua agama mengajarkan kebaikan. Dalam kehidupan, tentunya ada sebuah perbedaan. Cara pandang sikap dan praktek keagamaan yang sering kali dijadikan alasan menerima perbedaan ini, sehingga adanya ketidakharmonisan dalam sebuah kehidupan,” terangnya.
(red)