“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”, kata Bung Karno.
KITA sering, bahkan sangat sering, mendengar kalimat tersebut. Tapi yang sering tidak paham adalah makna dan bentuk kongkrit penghormatan itu.
Apakah cukup dengan pasang bendera di depan rumah, bendera yang sudah lusuh itu. Ataukah ikut upacara, karena memang diwajibkan oleh instansi tempat kita kerja.
Tema Hari Pahlawan tahun 2022 ini adalah “Pahlawanku, Teladanku”. Dengan tema ini diharapkan agar perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dapat menginspirasi dan memotivasi kita untuk tetap mempertahankan kemerdekaan dan meneruskan pembangunan yang telah dirintis para pendahulu Republik ini. Tentu, bukan sekedar pasang bendera di depan rumah, bukan sekedar upacara.
Sejak 01 November kemarin, Pak Prabowo Subianto, Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dalam Facebooknya memposting secara serial beberapa Pahlawan yang perjuangannya perlu kita teladani hari ini dan seterusnya. Mereka adalah Pangima Besar Jenderal Besar Sudirman, I Gusti Ngurah Rai, Robert Wolter Monginsidi.
Baiklah, kita kupas satu per satu nilai-nilai perjuangan para pahlawan tersebut yang perlu (dan harus) kita teladani.
Pertama, Jenderal Besar Sudirman. Sikap “tidak kenal menyerah” beliau ketika menghadapi Agresi Militer Belanda ke dua pada 19 Desember 1948 merupakan warisan berharga bagi kita semua, dan sikap itu kini telah menjadi tradisi TNI.
Ketika musuh menyerang secara mendadak ke Ibu Kota RI, yang saat itu berkedudukan di Yogyakarta, para Pimpinan Negara dan Pemerintahan memutuskan untuk tidak melawan.
Meski Sudirman sudah mengajak Presiden, Wapres, Perdana Menteri untuk keluar kota, bergerilya bersama beliau, namun ajakan itu ditolak. Malah mereka menyarankan balik agar Sudirman tetap tinggal di kota.