Namun hal ini dianggap belum cukup menjawab kesiapan negara dalam menghadapi pandemi di masa depan. Banyak negara telah memberikan komitmen sumber daya dan upaya menuju penguatan sistem kesehatan berdasarkan bencana baru-baru ini.
Akan tetapi rencana dan pendekatan yang dapat ditindaklanjuti untuk membangun sistem kesehatan yang tangguh belum mencapai konsensus.
Beberapa penyakit menyebar dengan cepat antara lain karena kurangnya kemampuan untuk mencegah, mendeteksi, dan merespon dari sebagian besar negara, termasuk negara-negara yang terkena dampak baik ancaman biologi, kimia, maupun fisik, seperti hepatitis akut misterius, cacar monyet (monkey pox), dan lain-lain.
Baca juga: Mahasiswa UNAIR Juarai Asia Pasific Youth SDGS Summit 2021
Kelebihan One Health
Melalui KTT-G20, Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama membangun global yang nyata, kolaborasi yang harmonis untuk pemulihan pandemi yang dipercepat dan kuat dengan tetap berpegang pada prinsip solidaritas, akuntabilitas, dan kesetaraan.
Ada sejumlah strategi untuk memiliki sistem surveilans yang terintegrasi di antaranya melalui kemampuan surveilans genomic dengan kolaborasi dan komunikasi lintas negara dengan metode One Health.
One Health adalah usaha kolaborasi berbagai profesi dan institusi kesehatan yang bekerja secara lokal, nasional, dan global dalam mencapai kesehatan yang optimal melalui pencegahan dan mitigasi dampak buruk akibat interaksi hewan, manusia, dan lingkungan.
Sinergisasi multi-disiplin akan membantu percepatan penelitian biomedik pada topik yang melibatkan lebih dari satu bidang profesional, memperluas ilmu kedokteran dan meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan One Health dengan mengidentifikasi hubungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan.