VIRALNYA video Cak Nun tentang posisi dua sosok Capres yang kalau salah satunya memenangkan kontestasi akan mendatangkan perpecahan bangsa, sehingga Cak Nun memutuskan untuk tidak akan menemui salah seorang dari keduanya.
Hal tersebut sebuah ucapan yang patut jadi renungan mendalam tentang hakekat Demokrasi dalam menentukan seorang pemimpin.
Apakah memang sudah benar proses Demokrasi yang bangsa ini lakukan, bangga memilih seorang Presiden melalui proses Demokrasi tapi meninggalkan residu permusuhan di antara rakyatnya.
Baca Juga: Cara Mudah Kirim Berita Atau Rilis ke Media Online
Padahal hakekat pemimpin adalah membuat persatuan dan kesatuan yang utuh dalam keadaan damai, tentram dan tenang.
Sehingga bisa melaksanakan pembangunan untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh bangsa dan rakyatnya.
Dalam kondisi geopolitik nasional dan global seperti saat ini, yang kita butuhkan adalah pemimpin yang berani ambil resiko demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca Juga: Cara Kirim Tugas Kuliah Atau Artikel ke Media Online
Dan itu bukan muncul secara mendadak dengan tiba tiba hanya mengandalkan selangkah dua langkah kontribusi, lalu pakai bedak dan baju dengan gemerlap yang meyilaukan dan menipu rakyat, lanjut Nandang
Yang kita butuhkan adalah bukan Pemimpin kaleng kaleng, tapi pemimpin sejati berani pasang badan demi keutuhan bangsa, meski dia dicaci dan dibenci, dan itu adalah langka.
Jadi kita harus mencari manusia langka yang berani tempur, tidak pernah merasa jera meski berkali kali jatuh, tapi mampu bangun lagi, terus berkarya.