SUARAPANTAU.COM – Institute for Essential Services Reform (IESR) menyambut baik terbentuknya tim kerja Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan atau Just Energy Transition Partnership (JETP).
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menyebutkan pihaknya mengapresiasi kemajuan yang dicapai oleh pemerintah dan IPG untuk melaksanakan kesepakatan JETP.
IESR mendorong agar tim kerja JETP tidak hanya menyusun peta jalan pensiun dini PLTU batubara yang sekedar demi mencapai target penurunan emisi GRK di JETP.
Baca Juga: Honda Resmi Gandeng LG Dirikan Pabrik Produsen Baterai Mobil Listrik di Amerika Serikat
Namun lebih ambisius dengan menyelaraskan target tersebut dengan Persetujuan Paris.
IESR: JETP Harus Akselerasi Energi Terbarukan
“JETP adalah kesempatan untuk mengakselerasi transisi energi dan menurunkan emisi GRK. Kepentingan Indonesia justru harus lebih jauh lagi yakni mendorong pertumbuhan ekonomi hijau,” terangnya kepada Suarapantau.com (18/2/2023).
Baca Juga: Honda Akan Rilis Mobil Listrik Honda N-Van Kemampuan Jelajah 200 Km
“Serta memperkuat industri energi terbarukan. Indonesia jangan ragu-ragu mengakselerasi transisi energi karena dengan ini kita dapat membuat ekonomi kita tumbuh lebih tinggi,” kata Fabby Tumiwa.
IESR menghitung untuk mencapai puncak emisi sektor listrik di 2030 maka perlu dilakukan pengakhiran PLTU dan penambahan kapasitas pembangkit energi terbarukan pada kurun waktu yang sama.