SUARAPANTAU.COM – Kementrian agama melaunching Kampung Zakat ke-22 di Desa Pammana, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Kampung Zakat digulirkan pemerintah pada tahun 2018 sebagai upaya mengentas kemiskinan dan mengangkat ekonomi umat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk daerah 3T melalui pendayagunaan zakat.
“Kami sudah diskusikan dengan berbagai lembaga pengelola zakat, bila saat ini total baru ada 514 kampung zakat, maka kita akan masifkan lagi agar pada tahun 2023 menjadi 1.000 kampung zakat,” terang Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin.
BACA JUGA: PJMI Resmi Luncurkan Program Sejuta Masjid Sejuta Jurnalis se-Indonesia
“Kalau ini bisa berjalan dengan baik, saya yakin upaya pemerintah dalam melepaskan kemiskinan itu juga akan didorong oleh keberadaan kampung zakat yang diinisiasi dan didirikan oleh masyarakat,” sambungnya.
Hal senada disampaikan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Tarmizi Tohor. Ia mengatakan, tujuan program Kampung Zakat adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Tujuan Kampung Zakat adalah pengembangan ekonomi umat sesuai dengan potensi ekonomi di wilayah tersebut, seperti pertanian dan perikanan. Kita bimbing mereka dengan program kampung zakat,” ungkapnya.
“Kita berharap minimal satu kabupaten/kota memiliki satu kampung zakat,” sambungnya.
Pada kesempatan ini, dilakukan penyerahan sertifikat tanah wakaf, serta sejumlah bantuan pemberdayaan ekonomi dari Kementerian Agama, Kanwil Kemenag, dan Bank Syariah Indonesia.
Diakhiri dengan Penandatanganan Prasasti Kampung Zakat oleh Dirjen Bimas Islam.
BACA JUGA: Survei Indostrategi: Prabowo Tertinggi Kalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan
Diketahui, Kampung Zakat merupakan program kolaborasi antara Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama dengan BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dan berbagai Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Peresmian Kampung Zakat di Pammana turut dihadiri Kepala Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan Khaeroni, Kepala Kankemenag Wajo Muhammad Yunus.
Bupati Wajo, Amran, Kasubdit Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Andi Yasri, serta sejumlah pimpinan BAZNAS dan LAZ.
(**)