SUARAPANTAU.COM – Mengenal Tradisi Lupis Raksasa di Krapyak Kidul Pekalongan, Jawa Tengah sebagai salah satu tradisi kekayaan budaya Indonesia.
Tradisi Lupis Raksasa yang dilestarikan oleh masyarakat setempat, rutin dilakukan pada bulan syawal setelah Hari Raya Idul Fitri.
Lupis Raksasa terbuat dari bahan dasar beras ketan dilambangkan sebagai lambang keimanan yang sangat kuat.
Baca Juga: Sevi Sholeha: Lunturnya Budaya Lokal
Kemudian diikat menggunakan tali agar kokoh supaya tidak adanya kegagalan dalam prosesnya. Lupis dibungkus menggunakan daun pisang yang memiliki makna kebaikan.
Filosofi yang sangat diharapkan dapat ditiru untuk masyarakat dalam kehidupannya agar memberikan kemanfaatan bagi masyarakat lain. Pembuatan lupis raksasa dibutuhkan selama 5 hari 4 malam.
Baca Juga: Irmada Ikhsania: Peran Bahasa untuk Meningkatkan Karakter
Sehingga lupis raksasa tersebut sudah menjadi tradisi turun-temurun yang harus dijalankan serta dibutuhkan persiapan yang matang hingga pelaksanaan pemotongan yang banyak melibatkan masyarakat setempat.
Lupis sebenarnya sudah ada sejak dulu, tetapi hanya dijadikan sebagai suguhan/sajian pada saat syawalan. Adanya yang mengetahui tradisi lupis adalah dipelopori oleh seorang ulama yang benama KH. Abdullah Siraj, sehingga berkembangnya zaman sampai saat ini lupis masih dijadikan sebagai tradisi.