Kesenjangan Pendidikan
Salah satunya adalah pelayanan jasa pendidikan tinggi yang hanya dinikmati oleh mayoritas kalangan keluarga kelas menengah ke atas.
Sementara kalangan kelas menengah ke bawah masih sulit mengakses pendidikan tinggi. Ini menunjukkan adanya kesenjangan akses pendidikan yang perlu ditangani.
Selain itu, kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia dianggap terlalu padat dengan bobot kredit yang kecil.
Hal ini menyebabkan penelitian mahasiswa hanya dinilai dengan bobot sks yang sangat kecil, sedangkan di luar negeri penelitian mahasiswa memiliki bobot sks yang lebih besar.
Pemerintah perlu memperbaiki kurikulum pendidikan tinggi agar lebih seimbang dan mengakui pentingnya penelitian dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Kebijakan pendidikan tinggi yang kaku juga perlu diperbaiki. Saat ini, pendidikan tinggi hanya menawarkan program full-time students dengan bobot mata kuliah yang padat.
Pemerintah perlu memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa dengan menyediakan opsi program kuliah paruh waktu dan pendidikan jarak jauh (off-campus program) untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Selanjutnya, stratafikasi pendidikan tinggi perlu diperhatikan. Prestasi akademik yang gemilang harus dihargai.
Sehingga mahasiswa yang memiliki prestasi luar biasa dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi tanpa harus menyelesaikan tahapan sebelumnya. Hal ini akan mendorong semangat belajar dan prestasi di kalangan mahasiswa.