Kemudian terdapat jamu-jamuan seperti jamu klenting kuning, serta bahan-bahan lainnya, yaitu rokok, pisang tujuh rupa, kolak, bunga setaman, buah-buahan dan sebuah kepala kerbau.
Sebelum terlaksananya pengantin giling, biasanya terdapat pesta rakyat yang digelar didekat pabrik gula, dan hal tersebut merupakan pertanda akan adanya pesta giling di kecamatan Sragi.
Kemudian, pada saat puncak acara, terdapat kirab atau karnaval yang dilanjutkan dengan menikahkan kedua mempelai pengantin tersebut hingga prosesi penggilingan.
Pada malam harinya pun semakin meriah, karena ada berbagai hiburan seperti, pasar malam, wayang, bazar, dan terdapat bermacam-macam permainan dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Begitu sangat antusias warga daerah sragi dalam rangka ikut memeriahkan acara-acara tersebut.
Adapun upaya untuk melestarikan tradisi pengantin giling di kecamatan Sragi yaitu, yang pertama, melaksanakan tradisi tersebut secara rutin yakni dalam satu tahun sekali ketika menjelang musim panen tebu tiba.
Kedua, menjadikan tradisi ini sebagai ajang wisata sekaligus menambah wawasan bagi generasi sekarang ini sehingga menarik minat masyarakat umum untuk menyaksikan tradisi tersebut.
Oleh karena itu, sebagai kearifan lokal tradisi pengantin giling ini harus dilestarikan, karena memiliki nilai-nilai sosial dan filosofi yang patut dipertahankan dan agar tidak hilang begitu saja.
Penulis: Tsaniatur Rokhimah
*UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan