SUARAPANTAU.COM – Film Barbie (2023) yang disutradarai oleh Greta Gerwig telah menjadi salah satu karya sinematik yang penuh makna dan sangat menginspirasi.
Dibalik adegan-adegan yang menggelitik, film ini membawa pesan-pesan mendalam tentang topik seperti eksistensialisme, feminisme, dan toxic masculinity dengan cara yang unik, lucu, cerdas dan mudah dipahami.
Film ini membuka cerita dengan tema women empowerment, dimana dalam adegan awalnya menggambarkan bagaimana para anak perempuan dulu yang terjebak dalam peran sebagai “seorang ibu” dengan hanya bermain boneka bayi. Namun, dengan kehadiran Barbie, semuanya berubah.
Baca Juga: Kisah Spesial Bintang Film Kejar Mimpi Gaspol Nopek Novian dengan Michelle Ziudith
Barbie seolah-olah memberikan peran dan tujuan baru bagi wanita, menunjukkan bahwa mereka dapat menjadi apa pun yang mereka inginkan: dari seorang astronot, guru, ilmuwan, jurnalis, dokter, hingga aktris.
Tak cukup sampai di situ, Film Barbie juga membuat orang-orang yang mengalami krisis eksistensial merasa didengar dan dimengerti. Sebagai seorang perempuan yang baru menginjak usia 20 tahun yang baru-baru ini mengalami gejolak seperti itu, saya menemukan koneksi yang mendalam dengan film ini.
Barbie mewakili ketidakpastian, ketakutan akan perubahan, dan tekanan keinginan untuk selalu menjadi sempurna yang rata-rata dialami anak muda zaman ini.