Bupati Luwu Launching Gerakan Satu Hatiku untuk Mencegah dan Atasi Stunting

SUARAPANTAU.COM, LUWU – Bupati Luwu, Basmin Mattayang secara resmi melaunching Gerakan Satu Pintu Cegah dan Atasi Stunting (Satu Hatiku) yang dirangkaikan dengan kegiatan Deklarasi Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Lapangan Andi Djemma Belopa, Jum’at (15/9).

Kegiatan dihadiri Sekretaris Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammadong, Ketua TP-PKK Kabupaten Luwu,Hayarna Basmin dan para Kepala OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Luwu, Camat, Kepala Desa, Kepala Puskesmas, jajaran dinas Kesehatan dan Masyarakat

Dalam sambutannya, Basmin menyampaikan apresiasi kepada Kepala Dinas Kesehatan selaku inovator Gerakan Satu Pintu Cegah dan Atasi Stunting di Kabupaten Luwu

“Untuk memperbaiki kehidupan sosial kemasyarakatan, dibutuhkan pembaharuan atau inovasi yang bertujuan meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan dasar masyarakat terutama peningkatan derajat kesehatan, sehingga patut kita apresiasi kepala dinas kesehatan beserta jajaran dalam melahirkan Gerakan Satu Hatiku ini,’ kata Basmin.

Bacaan Lainnya

Selain itu, Basmin juga mengapresiasi Ketua TP-PKK Kabupaten Luwu selaku mitra pemerintah yang secara terus-menerus bergerak melakukan sosialisasi pencegahan dan penurunan angka stunting di Kabupaten Luwu

“Mencegah dan menurunkan angka stunting di Kabupaten Luwu dibutuhkan peran serta kita semua, dibutuhkan kolaborasi, bukan hanya dinas Kesehatan sebagai leading sektor tetapi semua elemen pemerintah, TP-PKK dan Masyarakat,” jelasnya.

Menurutnya, langkah-langkah pencegahan stunting tidak harus selamanya dengan meminum obat, tetapi dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi salah satu cara mencegah stunting

“Camat dan Kepala Desa harus proaktif bantu Ketua TP-PKK, sosialisasikan pemanfaatan pekarangan rumah menanam sayuran untuk pemenuhan gizi keluarga terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita,” tutupnya

Kepala Dinas Kesehatan Luwu, Rosnawary Basir menjelaskan Satu Hatiku berupa gerakan penurunan stunting terpadu dan konvergen dengan seluruh stakeholder serta upaya penurunan stunting dalam bentuk aplikasi yang mencakup informasi terkait upaya stunting, data sasaran ibu hamil, bayi serta balita stunting secara keseluruhan, lengkap dengan nama dan titik koordinat alamat sasaran tersebut.

“Aplikasi ini juga berisi upaya intervensi yang dilakukan oleh setiap OPD dan pihak lain sehingga upaya intervensi akan lebih tepat sasaran serta tidak lagi berjalan sendiri-sendiri dan kasus stunting dapat dicegah dan diatasi di Kabupaten Luwu,” jelas Rosnawary.

Kata dia, permasalahan stunting di Kabupaten Luwu harus cepat ditangani karena terdapat peningkatan kasus, dimana dari 22,8% di tahun 2021 menjadi 26,7% di tahun 2022.

Menurutnya informasi yang diberikan melalui aplikasi Satu Hatiku dapat diakses dengan mudah oleh pengambil kebijakan dan OPD terkait serta masyarakat, sehingga penting dalam penyusunan kebijakan, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan monitoring serta evaluasi.

“Ini sebagai upaya program prioritas nasional pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan penurunan stunting. Semoga pada tahun 2024 nanti, kita mampu menurunkan angka stunting dibawah 14%,” pungkasnya. (rls/*)

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi Suarapantau.com menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuarapantau@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027

Pasang Iklan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *