Dialog Kebangsaan, GMPK Kabupaten Semarang Bangun Kesadaran Lingkungan

Dialog Kebangsaan, GMPK Kabupaten Semarang Bangun Kesadaran Lingkungan

SUARAPANTAU.COM – DPC Gerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (GMPK) Kabupaten Semarang gelar dialog kebangsaan mengangkat isu strategis lingkungan, Rabu 20 September 2023.

Dialog mengangkat tema Dampak Perubahan Lahan Terhadap Sumber Air : Mengapa Kita Perlu Peduli?”.

Kegiatan berlangsung di Babe Café, Kabupaten Semarang.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Dialog Kebangsaan, GMPK Karanganyar Dorong Daerah Jadi Live Centre of Nusantara 2030

Hadir sebagai narasumber, Fajar Rahmat Sidik selaku Presiden Mahasiswa UNNES 2023 dan Muhammad Safali S.H selaku LBH Semarang.

Ketua DPC GMPK Kabupaten Semarang, Maulana Akbar Sodikin menyebut isu lingkungan salah satu persoalan serius.

“Terimakasih kepada kawan-kawan yang turut mendukung diskusi ini. Persoalan lingkungan penting untuk menjadi perhatian serius kita semua,” terangnya.

Maulana Akbar Sodikin menyebut dahulu kala, Kabupaten Semarang adalah daerah yang di kenal akan alamnya yang hijau dan sumber-sumber air yang melimpah.

Hutan-hutan lebat dan hulu sungai yang bersih menyuplai air bersih kepada penduduk dan mendukung pertanian yang subur.

“Namun, seiring berjalannya waktu, perkembangan urbanisasi dan pertanian yang pesat telah mengubah wajah kabupaten ini,” tegasnya.

Pertumbuhan penduduk yang signifikan telah mendorong ekspansi kota-kota dan desa-desa ke wilayah yang sebelumnya berupa hutan dan lahan pertanian.

“Hutan-hutan yang di tebang untuk memberikan tempat bagi perumahan dan industri, menyebabkan hilangnya tutupan vegetasi yang penting untuk menjaga kualitas air,” imbuhnya.

Lahan pertanian yang semakin meluas menghasilkan pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan, yang meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah serta sungai.

Sementara itu, Fajar Rahmat Sidik menyebut resiko perubahan alih fungsi lahan mempengaruhi sumber-sumber mata air yang vital bagi kelangsungan hidup manusia.

“Urgensi mengenai perubahan lahan yang mengancam sumber-sumber mata air tidak hanya terjadi di Kabupaten Semarang, namun ada Wadas, Sukoharjo oleh PT. RUM dan kota-kota lain yang memiliki ancaman serupa,” terangnya.

Selanjutnya, Muhammad Safali menyampaikan perubahan lahan yang merusak mata air di Kabupaten Semarang adalah kisah yang menyedihkan tentang dampak negatif aktivitas manusia terhadap ekosistem air yang rentan.

“Mata air, sebagai sumber air tawar alami yang penting, telah berperan sebagai pemasok utama air bersih bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Semarang selama berabad-abad,” ungkapnya.

“Namun, perubahan lahan yang tidak terkendali telah mengancam kelangsungan mata air ini,” tutupnya.

(***)

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi Suarapantau.com menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuarapantau@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027

Pasang Iklan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *