SUARAPANTAU.COM – Museum Sejarah Jakarta atau juga dikenal sebagai Museum Fatahillah bukan hanya sekedar sejarah tetapi menjadi objek pariwisata unggulan.
Museum Sejarah Jakarta menjadi salah satu objek wisata favorit yang ramai dikunjungi warga dan turis yang berkunjung ke DKI Jakarta.
Profil Museum Sejarah Jakarta
Museum tidak pernah lepas dengan sejarah identik dengan masa lalu, begitu banyak museum yang ada di Indonesia sebagain peninggalan Belanda.
Seperti halnya Museum Sejarah Jakarta atau dikenal dengan Museum Fatahillah berlokasi di Jakarta Barat banyak orang mengenal wilayah Museum Fatahillah dengan sebutan Kota Tua.
Bangunan museum merupakan tempat Balai Kota Batavia atau dikenal dengan Stadhuis van Batavia, tempat ini terutama bagian sisi Selatan berfungsi sebagai pusat administrasi.
Selain itu dipergunakan sebagai kegiatan administartatif seperti dewan pengadilan, mahakama kehakiman dan mengurus masalah-masalah administrasi seperti perkawinan, jual beli kapal, pemebebasan budak dan juga pelaksanaan hukum untuk kejahatan besar (Siahaan 2022:5).
Museum Sejarah Jakarta atau Balai Kota Batavia dibangun pada tahun 1620 tetapi balai kota baru jadi 1626 ini.
Hal ini, dikarenkan pembanguan terkesan buru-buru dengan demikian baru dapaat diresmikan ditahun 1626. Bangunan ini, dibangun oleh Jan Pieterzoon Coen yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Jendral.
Tentunya bangunan ini juga mengalami perekembangan pada awal diresmikan memang hanya berjumlah satu lantai.
Akan tetapi, seiring berjalanya waktu tentunya kebutuhan dari bangunan tersebut semakin meningkat sehingga beberapakali mengalami perluasan dan membangun lantai dilantai sehingga seperti sekarang terdapat dua lantai (Siahaan 2022: 4).
Apa Saja Isi Museum Sejarah Jakarta?
Bangunan Museum Sejarah Jakarta sudah menjadi bagian dari cagar budaya, museum yang saat ini menyimpan banyak peninggalan sejarah ketika masuk ke museum ini.
Kita akan diperlihatkan perjalana kota Jakarta mulai dari zaman batu, besi yang menyediakan beberapa alat-alat pada zaman batu seperti alat pemotong.
Juga ada penjelasan Kerajaan Tarmunagera beberapa terdapat prasasti seperti Ciarateun, Kebon Kopi, dan Tugu dan dijelaskan juga di papan penejelasan mengani masing-masing prasasti dan perjalan Kerajaan Tarumanegara.
Tidak hanya itu terdapat beberapa display barang-barang pada masa kolonial dan lukisan-luskisan pada zaman belanda dulu, barang-barang yang berada di museum seperti bangku kursi tempat ranjang dan masih banyak lainya.
Pengunjung dapat menikmati 4 lukisan yang terpanjang di museum tersebut pertama terdapat lukisan Petrus Albertus van deer Parra terkenal dengan sosok yang kejam karena pernah membiarkan rakyatnya kelaparan.
Lukisan kedua Sultan Agung, lukisan ketiga 3 putusan pengandilan, lukisan keempat adalah mural Harijadi, lukisan yang cukup besar adalah lukisan Sultan Agung.
Lukisan yang menggambarkan perlawanan Sultan Agung terhadap Jan Piterzoon Coen lukisan ini usianya cukup lama sekitar 48 tahun.
Bagian belakang musem disediakan tempat sholat, dan tempat untuk duduk sekedar bersantai taman yang rapih dan sejuk untuk para pengunjung pariwisata yang ingin beristirahat dibagian belakang tersebut terdapat patung Hermes.
Sebelum memasuki museum para pengunjung dapat membeli tiket sebelumnya pada saat pembelian tiket berada pada bagian depan museum.
Namun selepas masa covid-19 pembelian tiket berada pada bagian samping museum sehingga pada saat pengunjung masuk dapat melihat sejarah Jakarta dari awal masa zaman batu hingga masa pendudukan Belanda.
Akses Transportasi dan Wilayah Sekitar Museum Sejarah Jakarta
Wisatawan juga dapat menikmati sekitar wilayah museum Fatahillah yaitu sekedar besepeda, menikmati kuliner khas Jakarta.
Berbagai kuliner seperti es selendang mayang, kerak telor dan kuliner lainya. Serta terdapat museum lainya yang dapat dikunjungi oleh para wisatwan.
Seperti museum wayang atau museum bank indonesia yang juga memiliki arsitektur yang menarik serta sejarah yang menarik.
“Karena disitu (Museum Sejarah Jakarta) banyak pelajaran sejarah asal usul kota Jakarta dan seni serta budaya yang masih kental dan disitu pula sering diadakan pentas seni” ungkap salah satu pengunjung, harga tiket pun berkisar 2-5 Ribu Rupiah selain itu karena lokasi yang startegis dan mudah dijangkau dengan transpotasi umum seperti commuter line dan turun di Stasiun Jakarta Kota ataupun transjakarta.
Pengunjung dapat menikmati dari stasiun Jakarta kota sampai Museum Sejarah Jakarta bangunan-bangunan tua yang ada disekitar daerah tersebut.
Kalangan tua maupun muda dapat mersakan sejarah dan pariwisata di sekitar daerah kota tua dan Museum Sejarah Jakarta.
Apalagi muda mudi sekarang mengenal istilah museum date dimana mereka akan pergi ke museum bersama teman mereka atau pacar mereka. Museum Sejarah Jakarta atau Museum fatahillah dapat dijadikan list kujungan museum date teman-teman.
Penulis: Sabrina Salsabila Nisrina
*Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Daftar Pustaka
Bayu Nugrho, Antariksa, Ridjal. 2017. Pelestarian Bangaunan Kolonial, Museum Fatahillah di Kawasan Kota Tua Jakarta. Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur, Vol 5 No 1