SUARAPANTAU.COM – Sebanyak 50 petugas perwakilan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) se-Indonesia berkumpul diskusi atasi konflik, Rabu (25/10/2023).
Kegiatan mengangkat tema Diskusi Obrolan Ruang Damai.
Dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Yayasan Ruang Damai ini, mereka berbagi pengalaman dan praktik baik dalam menbina Anak Berkonflik Hukum (ABH).
Baca Juga: 300 Siswa SDIT Baitul Hilmi Ikuti Program Edukasi Anak Bangsa Laznas BMH
Ruth dari LPKA Kupang mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi petugas adalah terbatasnya pemahaman tentang model pengasuhan anak.
“Saran kami, agar pelatihan petugas dapat dilakukan secara berkesinambungan, khususnya bagaimana menghadapi karakteristik anak LPKA yang berbeda-beda.Selanjutnya, pelatihan beberapa petugas tidak bersifat psikologis,” ujarnya,- jelasnya.
Hal ini juga diamini oleh perwakilan LPKA Kupang.
“Biasanya ada anggota baru tetapi mereka belum dilatih. Pelatihan sering kali terhuyung-huyung dari satu tingkat senior ke tingkat berikutnya. Oleh karena itu, petugas baru belum sepenuhnya dilatih,” terangnya.
Baca Juga: DPR RI Gerindra Sugiono Bagikan Beasiswa ke Anak-anak Kampung Seni Kota Semarang
Ia menyarankan, pelatihan kepada petugas bisa dilakukan secara berkelanjutan.
Khususnya cara menghadapi karakteristik anak yang berbeda-beda di LPKA.
“Terlebih banyak dari latar belakang pendidikan petugas itu bukan psikologi”, terangnya.
Pada kesempatan yang sama, project officer Muda Berdamai, Ananda Ayu Shafira menjelaskan upaya pencegahan konflik yang terangkum dalam modul.
Baca Juga: Parepare Kembali Raih Kota Layak Anak Kategori Nindya
Dimulai dengan mengajarkan cara berdamai dengan diri sendiri, menumbuhkan empati, membiasakan berpikir kritis, toleransi, dan bijak mengelola konflik.
“Ruang Damai sebagai organisasi masyarakat memiliki tanggung jawab sosial untuk mendukung proses pembinaan sehingga Anak Binaan nantinya siap kembali ke masyarakat”, tutur Ananda.
Forum ini merupakan bagian dari rangkaian program Muda Berdamai yang didukung oleh Indika Foundation dan telah bergulir sejak 2022.
Baca Juga: Pemkab Luwu Laksanakan Kegiatan Aksi Bergizi di Suli Barat
Pada September 2023, Ruang Damai telah mengadakan peningkatan kapasitas bagi petugas LPKA guna menjadi agen perdamaian.
22 petugas dari LPKA Jakarta dan Tangerang kemudian mengimplementasikan praktik baik dalam modul Muda Berdamai dalam proses pembinaan di lapas.
“Pelatihan Muda Berdamai sangat bermanfaat bagi petugas LPKA. Karena beda dengan petugas Rutan, selain memberikan pengamanan kita juga harus memberikan pembinaan kepada anak-anak. Padahal background kita kebanyakan pengamanan, jadi skill kita dalam membina anak itu kebanyakan otodidak”, tutur Ade dari LPKA Kelas II Jakarta saat berbagi pengalamannya mempraktikkan modul Muda Berdamai.
Panji yang juga berasal dari LPKA Jakarta menjelaskan skill yang ia pelajari dari modul Muda Berdamai.
“Salah satu yang saya pelajari yaitu mendengar aktif. Dengan mendengarkan secara aktif, membuat Anak Binaan lebih terbuka dan dapat membantu para petugas menyelesaikan permasalahan mereka.” terangnya.
Baca Juga: Presidium KAHMI Romo Syafii Hadiahkan Buku Prabowo Kepemimpinan Militer di Pontianak
Turut hadir dalam kegiatan ini, Giyanto Wiyono, Koordinator Pendidikan dan Pengentasan Anak Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak Ditjenpas.
“Harapannya kami dari Ditjenpas kepada Ruang Damai kedepannya bisa lebih memfasilitasi petugas-petugas di LPKA untuk memberikan penguatan dalam mengajarkan nilai-nilai perdamaian kepada Anak Binaan”, tutupnya.
Yayasan Ruang Damai melalui program Muda Berdamai akan senantiasa berproses dalam membumikan nilai-nilai perdamaian di kalangan pemuda.
Pelibatan aktor-aktor strategis seperti petugas LPKA dan orang tua diharap mampu mendukung terciptanya perdamaian yang berkelanjutan.
Penulis: Era Febrianti dan Azzahra Shifa
*Tim Pelaksana Yayasan Ruang Damai