KUE BANDANG PISANG makanan tradisional khas masyarakat Bugis masih banyak ditemui di pedesaan Sulawesi Selatan.
Makanan tradisional yang terdiri dari hidangan lauk ataupun kue sebagai hidangan penutup.
Bagi kalian yang ingin mencoba makanan tradisional, ternyata ada loh kue khas yang wajib kalian coba dan pasti rasanya tidak diragukan lagi, yaitu kue Bandang Pisang.
Bagi masyarakat suku bugis siapa sih yang tidak kenal dengan kue khas ini?
Bandang pisang atau lebih dikenal dengan sebutan bandang merupakan salah satu kue tradisional khas bugis Sidrap yang memiliki tekstur yang lembut dan luarannya dibungkus dengan menggunakan daun pisang muda dan tergolong kue basah.
Baca Juga: Tahukah Anda Asal-Usul dan Keunikan Kue Kembang Goyang Betawi
Bandang pisang ini, juga sangat cocok untuk dijadikan sebagai dessert hidangan penutup.
Kue Bandang Pisang di Kabupaten Sidrap
Tak jarang masyarakat bugis Sidrap yang tidak mengenal kue ini. Bandang pisang sendiri merupakan kue tradisional yang banyak diminati oleh kalangan masyarakat lokal.
Menurut cerita masyarakat Sidrap sepanjang bandang ini ada, belum ada yang bisa menjelaskan kapan kue bandang pisang itu mulai dibuat secara pasti.
“Resepnya yang bersifat turun temurun sehingga belum ada catatan tertulis mengenai siapa pelopor utama yang membuat kue ini di tanah bugis dan bandang ini umumnya diolah oleh kalangan orang tua,” kata ibu Munirah salah satu pembuat kue.
Baca Juga: Berikut 10 Jenis Makanan yang Kaya Vitamin E
Oleh karena itu untuk membuat kue ini tetap lestari, maka orang tua kita dahulu mewariskan bandang ke generasi-generasi muda hingga sampai sekarang ini.
Membuat kue bandang pisang merupakan salah satu bentuk penghormatan masyarakat Bugis terhadap apa yang telah dibuat dan dijaga oleh nenek moyang mereka terdahulu.
Menurut cerita salah satu pembuatnya, sampai kapan pun kue bandang ini tidak akan bisa dihilangkan dari masyarakat suku bugis Sidrap.
Konon pada zaman dulu, bandang pisang merupakan hidangan kue utama di acara pengantin dan masyarakat menyebutnya kue andalan.
Baca Juga: Kisah Abas Penjual Buah Lontar Raup Rp 6 Juta Sehari
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, bandang ini mulai tersingkirkan sebagai kue utama.
Seiring berkembangnya zaman, banyaknya kue-kue modern yang mulai ada dan berkembang membuat bandang pisang sudah tidak dijadikan kue utama.
Setiap makanan tradisional tentu tidak dibuat begitu saja. Tak jarang dari makanan yang kita makan tidak memiliki filosofi atau makna seperti halnya bandang bisang.
Bandang pisang memiliki tekstur yang lembut dan berwarna putih melambangkan kesucian dan kelembutan. Berharap setiap orang yang memakannya memiliki hati yang suci dan lembut.
Selain itu dibungkus dengan menggunakan daun pisang dan didalamnya juga terdapat buah pisang, melambangkan makna kejujuran serta kesetaraan yakni apa yang tampak dari luar diri seseorang itu sama dengan apa yang ada di dalam.
Baca Juga: Gelar HUT IWSS, Beragam Budaya Sulsel Ditampilkan
Kita bisa menilai bandang pisang ini, ibarat orang jujur dan berparas cantik bukan hanya dilihat dari penampilannya saja melainkan di dalam hatinya juga sama-sama baik.
Keunikan Kue Bandang Pisang Bagi Masyarakat Bugis
Perlu kalian ketahui kue bandang ini, umumnya dijumpai masyarakat Sidrap pada saat satu hari menjelang pesta pernikahan.
Bagi kalangan masyarakat Sidrap sendiri, dinamakan “Esso Mabbandang” dimana istilah yang sering disebut menjelang pernikahan.
Hari dimana semua keluarga berbondong-bondong membuat kue bandang. Bandang pisang dibuat bersama dengan kue lainnya seperti doko-doko, roti, dan apang hijau.
Adapun Bentuk penyajiannya cukup dengan menghidangkan diatas meja disertai kue lainnya beserta dengan teh hangat.
Lebih uniknya lagi, kue bandang dengan kue yang telah jadi, bisa dibungkus dan dibawa pulang oleh tamu undangan yang hadir. Setiap tamu wajib membawa pulang satu bungkus per orang.
Pada saat satu hari menjelang pernikahan, kue bandang ini dibuat dalam jumlah banyak. Bahkan ada yang sampai tepung berasnya belasan kilo, otomatis bandang yang jadi pun hasilnya banyak.
Apalagi di Bugis Sidrap, tamu yang hadir satu hari sebelum hari pernikahan sudah mulai banyak yang datang.
Mereka pun wajib mencoba kue bandang sepuasnya. Tidak lupa juga dengan hidangan teh hangatnya yang menjadi pelengkap kue ini.
Selain filosofi yang menarik, cita rasa yang dihasilkan pastinya tidak diragukan lagi. Memiliki tekstur yang lembut serta cita rasa yang dihasilkan oleh bandang pisang sangatlah enak, manis, dan menggiurkan.
Penampilannya kue ini mungkin memang terlihat biasa saja, namun soal rasa tidak diragukan lagi dan sangat recommended bagi kalian para pecinta kue manis.
Bandang pisang juga sangat cocok disandingkan bersama dengan teh dan kopi panas.
Ibu Munirah sebagai salah satu pembuat mengatakan untuk membuat kue bandang ini tidak membutuhkan bahan yang banyak. Bahan dasarnya sendiri terbuat dari tepung beras yang diolah dengan isian pisang.
“Kalau untuk bahan kita tidak perlu khawatir yah, karena bahannya pun sangat mudah didapatkan dan murah di kantong, kita hanya perlu menyiapkan tepung beras, gula pasir, santan, garam, dan pisang,” jelasnya.
Tidak lupa juga menyiapkan beberapa lembar daun pisang muda sebagai pembungkus. Untuk memudahkan adonan dibungkus, daun pisang tersebut nantinya akan kita keringkan kurang lebih sepuluh menit sampai layu.
Menurutnya, bandang dengan bentuknya yang kecil membuat kue ini biasanya dibuat dengan jumlah yang cukup banyak, tergantung dari banyaknya lembaran daun pisang yang disiapkan.
Berbicara tentang cara pembuatan, terlebih dahulu siapkan daun pisang muda, keringkan sekitar lima menit agar tidak keras, lalu potong menjadi beberapa bagian. Tidak lupa juga untuk membelah pisang menjadi dua bagian.
Setelah itu, kalian bisa menyiapkan sekitar satu liter santan lalu masukkan garam secukupnya kemudian didihkan. Nah sambil menunggu, siapkan tepung beras ke dalam loyang yang berisikan gula pasir.
“Jadi untuk takaran santan dan tepung berasnya, kita sesuaikan yah tergantung dari berapa banyak yang kita ingin buat. Semisal santannya dua liter jadi tepung berasnya kita sediakan dua kilo, jadi takaran keduanya harus sama-sama” jelas ibu Munirah.
Kemudian jika santan tadi telah mendidih, kita tinggal tuangkan secara perlahan santan ke dalam loyang yang berisi tepung beras dan aduk hingga semuanya tercampur rata.
Sambil menunggu, kita siapkan lembaran daun pisang lalu isi dengan pisang yang sudah dibelah.
Tahap selanjutnya ini yang paling penting yaitu proses pembungkusan, dengan cara mengambil satu sendok adonan kedalam daun berisi pisang lalu dibungkus.
Jikalau adonan dibuat dengan takaran banyak, maka kita butuh kurang lebih lima orang untuk membungkus agar bungkusannya juga cepat jadi.
Kita masuk di tahap akhir yaitu pengukusan. Nah Adonan yang telah terbungkus tadi akan kita kukus kurang lebih 30 menit sampai ia masak.
Bagaimana sangat mudah bukan? Cukup dengan bahan yang simple kue bandang kalian akan cepat jadi. Selamat mencoba!
Kue Khas Bugis Mirip Bandang
Perlu kita ketahui selain bandang pisang, ternyata ada beberapa jenis kue Bugis yang hampir mirip kue bandang yang mana sama-sama dibungkus dengan daun pisang, di antaranya:
- Bandang lame / beppa lame
- Beppa loka
- Barongko.
- Doko doko / cangkuneng
Penulis : Ainun Hafifah