SUARA PANTAU – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung (KKN UNILA), Desa Banjar Agung, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan menggagas dan merancang motif khas desa.
Selain itu, Mahasiswa KKN UNILA juga berhasil Menggarap Tarian Khas Desa, di Balai Desa Banjar Agung. Kamis,1 Februari 2024 lalu.
Mahasiswa KKN UNILA menamai Jung Ngepas, motif khas yang dibuat dengan tujuan menyimpulkan ciri khas dari desa lokasi KKN.
Baca Juga: Profil Universitas Lamappapoleonro – Unipol
Karya Mahasiswa KKN UNILA
Hal tersebut, memiliki makna seperti keramah tamahan, kerukunan, kebersamaan yang tak pernah lepas, serta kesuburan tanah desa.
“Melihat potensi kekayaan desa Banjar Agung, sepertinya desa ini harus mempunyai ciri khas untuk daya jual umkm nya, kalau motif sendiri biasanya kan bisa dibuat baju dan kreativitas lainnya” ucap Desainer.
Rizki Atmoko Dwinata (Pendidikan Tari 21), selaku desainer menuturkan, bahwa proses penelitian dilakukan cukup singkat, hanya sekitar 20 hari setelah masa pra-KKN.
Baca Juga: Universitas MH Thamrin dan SMAN 58 Jakarta Bentuk Duta Kesehatan
Setelah melewati proses penelitian dan pemikiran, dilanjutkan ke proses pembuatan desan dengan rentang waktu 15 hari hingga ke sosialisasi.
Tak hanya sendiri, desainer dibantu oleh 8 rekan lainnya diantaranya, Ekin Pujanta Perangin-Angin (Pendidikan Musik 21), Ayu Setiawati (Pendidikan Sejarah 21), dan Alna Tarisa Desisfa (Pendidikan Biologi 21).
Selain itu, Haya Lutfia Amani (Pendidikan Kimia 21), Rumaisa Hidayani (Pendidikan Fisika 21), Putri Abelia Azahara (PBSI 21), Aindhya Awliana Rizqi (Pendidikan Matematika 21), serta Mey Krisdianty (Pendidikan Jasmani 21).
Baca Juga: Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin Juara Nasional Sains Indonesia Merdeka 2023
Ekin Pujanta, Koordinator Desa (Kordes), berharap semoga dengan adanya Motif Jung Ngepas, dapat menjadi sarana utama para UMKM membuat berbagai produk.
Aindhya Awliana, Mahasiswi KKN Unila Desa Banjar Agung, menambahkan, selain untuk menjadi sarana utama, semoga dengan adanya motif khas ini, desa banjar agung menjadi lebih dikenal dan dapat meningkatkan minat berwirausaha.
Selain Motif, Mahasiswa juga memberikan sebuah persembahan tarian khas, yang nantinya akan di patenkan menjadi hak milik desa bajar agung, dengan judul tarian “PEKHANGGUM” yang diambil dari kata HANGGUM, yang bermakna penghormatan.
Baca Juga: Universitas Muhammadiyah Bulukumba Gelar Program Detasering, Hibah Direktorat SDM Kemdikbud
Rizki Atmoko, Koreografer dan Mahasiswa KKN Desa Banjar Agung menjelaskan, bahwa dengan adanya tarian khas desa, dapat membuat para anak maupun remaja bisa mengenal adab daerahnya sendiri.
Ayu Setiawati selaku pelatih juga menjelaskan bahwa semoga dengan adanya tarian ini, desa banjar agung memiliki kecintaan dan adab kepada budayanya sendiri.
Lela Wati, S.E, Kepala Desa Banjar Agung, terlihat terpukau ketika Mahasiswa melaksanakan sosialisasi pada Kamis, 1 Februari 2024.
Penulis: Rizki Atmoko
*Mahasiswa KKN Universitas Lampung di Kabupaten Lampung Selatan