SUARA PANTAU – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Sukoharjo (PCNU Sukoharjo) memperingati Harlah NU Ke-101 dengan Istighasah, di Gedung Kantor PCNU Sukoharjo baru-baru ini.
Istighisah ini sebagai momentum refleksi kader dengan lahirnya Nahdlatul Ulama.
PCNU Sukoharjo menyelenggarakan peringatan Hari Lahir NU ke-101 dengan Istighosah dan Refleksi perjalanan NU.
Acara tersebut dihadiri Jajaran PCNU, MWC NU sekabupaten, Banom, dan Lembaga.
KH Sulhani Hermawan Pimpin Istighasah Harlah NU ke-101 di Sukoharjo
Kegiatan diawali dengan istighosah yang di pimpin oleh KH Sulhani Hermawan selaku Katib Syuriah PCNU Sukoharjo.
Baca Juga: Pimpinan PCNU Sukoharjo KH Khomsun Nur Arif Pimpin Apel Hari Santri
Ketua Tanfidziyah PCNU Sukoharjo H. Khomsun Nur Arif, mengungkapkan bahwa peringatan Harlah NU tersebut dilandasi 2 penanggalan Hijriyah dan Masehi, yaitu 16 Rajab dan 31 Januari.
” Beruntung Para pengurus sejatinya telah mendapatkan anugerah Allah dengan menikmati perjuangan di NU selama ini dan dapat mengurus NU “, Ungkapnya.
Khomsun juga menyampaikan Tema peringatan Harlah NU Ke-101 “Memacu Kinerja, Memenangkan Indonesia” Ini mestinya mendorong para pengurus menyadari posisinya sebagai pelayan untuk selalu memberikan kemanfaatan dan kemaslahatan bagi warga NU dan masyarakat Sukoharjo pada umumnya.
Baca Juga: Kirab Pemilu 2024: KPU Sukoharjo Sosialisasi Tahapan Pemilu
“Dalam berkhidmat harus selalu menjaga kekompakan dan kebersamaan. Kewenangan di NU itu bersifat hukumah dengan menjadikan Nahdlatul Ulama sebagai Jamiyah menjalankan fungsi imamah dengan wewenang sebagaimana wewenang imam.” Ungkapnya
Sebagaimana Ketua tanfidziyah beserta jajarannya diibaratkan sebagai muadzin shalat yang menyeru jama’ah untuk hadir di masjid dan Rois Syuriah sebagai Imam Sholat tersebut. Pungkasnya.
Sementara, Rais Syuriyah PCNU Sukoharjo KH.Abdullah Faishol menyampaikan bahwa sebagai imam yang harus senantiasa diikuti. Kaidah “hukmulimaam yarfa’ul khilaf” (keputusan imam/pemimpin itu menghilangkan perbedaan) musti menjadi pedoman bagi pengurus dan warga NU untuk tunduk patuh pada imam; pimpinan tertinggi, yaitu Rais Syuriyah yang telah terpilih oleh Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA). Perjalanan 1 abad lebih harus semakin menumbuhkembangkan kedewasaan dalam berjam’iyyah.
Baca Juga: LPBI NU Sukoharjo Perkuat Sinergi dengan Pemerintah Daerah
“Istighatsah ini dilaksanakan sesuai instruksi, sebagaimna mengisahkan perjalanan, perjuangan, dan kekuatan NU dalam menghadapi berbagai problem di setiap zamannya, baik yang berasal dari internal maupun eksternal NU” Ungkapnya.
Pengurus dan warga NU harus satu komando di bawah kepemimpinan KH. Miftahul Akhyar dan Gus Yahya dengan senantiasa menjaga kekompakan dan kerukunan, serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, terutama yang berasal dari dalam sendiri.
Selanjutnya Istighosah Peringatan Harlah NU ke- 101 tahun akan dilakukan selama 9 kali bergantian di MWCNU di Kabupaten Sukoharjo.
Penulis: Arinto Dwi Santoso