SUARAPANTAU.COM, MAKASSAR – Lapas Kelas I Kota Makassar punya cara tersendiri dalam memberdayakan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Kegiatan kerja Lapas Kelas I Kota Makassar, La Ludi saat ditemui di ruangannya.
La Ludi menyebutkan sejak Covid-19 melanda Indonesia Lapas Kelas I Kota Makassar tetap melakukan pembinaan kemandirian untuk WBP.
Beberapa program pembinaan Kemandirian yakni Garmen, Budidaya Ikan lele, moubeler, kerajinan kursi rotan, Pabrik roti, Loundry, pabrik tempe, burung puyuh.
Saat ini yang menjadi program unggulan yaitu Pabrik Garmen yang mempekerjakan 70 WBP dengan bekerja sama pihak ketiga.
Ribuan produk garmen yang dihasilkan oleh WBP tersebut dijual di beberapa lapas dan rutan yang ada di Sulawesi Selatan.
Selain baju WBP, pabrik garmen yang ada di Lapas Kelas I Kota Makassar juga memproduksi Pakaian APD (Alat Pelindung Diri) Tenaga medis, baju casual wanita, Seragam sekolah, Almamater dari Kampus UNM, Unibos, UMI, dan Stikes Megarezki, Jaket, dan Kaos Partai.
La Ludi juga menjelaskan bahwa Warga Binaan juga dibekali sertifikat kompetensi agar setelah keluar dari LAPAS mereka bisa terserap di dunia kerja.
Hasil penjualan pabrik garmen juga memberikan upah kepada WBP.
Selain menerima pesanan dari usaha garmen di Lapas Kelas I Kota Makassar juga menerima pesanan telur puyuh, Kursi Rotan, moubeler, roti, dan tempe.
Bahkan, sudah dipasarkan di beberapa tempat yang ada di Kota Makassar.
Proses penjaringan WBP yang diberdayakan sebelumnya terlebih dahulu dilakukan Assessment yang melibatkan psikolog dan profesional agar produk yang dihasilkan berkualitas.
(*)