Surat Terbuka: Presiden Jokowi, Engkau Tinggalkan Luka

Joko Widodo

SuaraPantau.com – Pak Jokowi. Saat dirimu dipercaya oleh masyarakat Jakarta melalui Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 silam, sebagai pemimpin selama lima tahun kedepan, dan engkaupun berjanji tidak akan maju sebagai Calon Presiden (Capres) 2014.

Belum genap lima tahun engkau memimpin DKI Jakarta dan belum juga dirimu menuntaskan banyak pekerjaan sebagai Gubernur.

Baru  satu tahun lebih memimpin DKI Jakarta, secara tiba-tiba engkau mengumumkan dirirmu maju sebagai capres di Pilpres 2014. Sadarkah, engkau meninggalkan segudang janji yang engkau umbar dan berikan harapan kepada rakat DKI Jakarta saat itu juga kau tinggalkan luka.

Setelah maju sebagai capres 2014, engkau kembali menawarkan begitu banyak janji dan harapan kepada masyarakat Indonesia. Hingga akhirnya, engkau pun terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia atau bisa dikatakan sebagai seorang pemimpin dengan 265 juta orang yang berbagai ras, agama dan suku.

Bacaan Lainnya

Tapi apalah daya ketika harapan masyarakat Indonesia ada di pundakmu. Dirimu tidak bisa melaksanakan apa yang telah engkau janjikan dari kebijakan-kebijakan yang engkau buat sehingga yang merasakan dampak adalah kami orang-orang dibawah.

Engkau pernah berjanji untuk membuka sebanyak 10 juta lapangan pekerjaan hingga akhirnya banyak rakyat Indonesia begitu  merasa senang. Namun kenyataanya, janji yang kau umbar hanya untuk warga asing sehingga serbuan Tenaga Kerja Asing (TKA) berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk mengadu nasib.

Sementara rakyat Indonesia sendiri banyak di PHK dan banyak masyarakat kita kesusahan mencari kerja di negara sendiri ditambah kehadiran TKA. Sadarkah engkau memberikan harapan setinggi langit, lalu engkau hempaskan ke bumi hingga akhirnya engkau meninggalkan luka kepada seluruh rakyat Indonesia.

Engkau juga pernah berjanji tidak akan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tapi faktanya engkau naik harga bbm sebanyak 12 kali dengan menorehkan hasil sebagai presiden paling sering menaikan harga BBM. Skenario yang nyaris sempurna jika maksud hati menipu kami sebagai rakyat, engkau menaikkan harganya tengah malam. Sontak rakyat Indonesia kaget kelimpungan di pagi buta atas tingkahmu ‘menipu kami’ setelah mengetahui BBM engkau naikkan. Lagi, engkau kembali goreskan luka.

Pernah juga engkau berjanji untuk tidak menaikkan harga sembako dan tarif listrik, tapi berjalannya kepemimpinanmu selama empat tahun lebih. Ternyata itu, hanya sebuah janji yang kau ucapkan yang tidak pernah terealisasikan karena harga sembako di hampir semua daerah naik.

Juga melambungnya harga tarif listrik sehingga lagi-lagi masyarakat kebawah merasakan dampaknya, akhirnya bertambah lagi luka yang kau berikan.

Masih teringat juga, engkau kangen didemo. Tapi, setelah banyak organisasi serta aktivis menyuarakan suaranya di jalan mulai dari para buruh, mahasiswa dan guru honorer tapi malah dirimu menghindar entah pergi kemana. Lagi, ribuan massa merasa kecewa.

Suatu waktu, engkau membiarkan persekusi terjadi dimana-mana sampai para ulama pun dipersekusi dan mengalami kekerasaan.

Luka demi luka yang begitu banyak engkau berikan membuat masyarakat merasa resah, belum lagi utang negara sudah mencapai 5.000 triliun. BUMN-BUMN banyak mengalami kerugian, BPSJ merugi  sehingga banyak rumah sakit yang mengalami kerugian akibat tunggakan hutang dari pemerintah. Serta keadilan di negara ini sudah dirasakan mati

Sampai kapan luka ini, engkau berikan kepada seluruh rakyat Indonesia. Sampai saat ini pun dirimu masih suka blusukan atau pecintraan untuk mendongkrak elektabilitas tanpa mempedulikan keadaan bangsa ini untuk keluar dari kondisi yang di alami bangsa ini. Padahal seharusnya, Presiden Jokowi memperbanyak mendengarkan keluhan masyarakat ketimpang pencitraan.

Dari sekian banyak luka yang diterima oleh rakyat, sampai pada akhirnya rakyat Indonesia sudah cerdas untuk menilai mana pemimpin yang baik. Serta mana pemimpin yang hanya umbar janji. Nalar dan akal kami tak lagi bisa dikelabui dengan setumpuk janji dan polesan pencitraan.

Sudah waktunya kami menentukan siapa yang layak untuk memimpin bangsa Indonesia agar menjadi lebih baik dan menjadi Indonesia adil, makmur.

Salam Anak Perbatasan,
Nunukan Kalimantan Utara, 14 Desember 2018

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi Suarapantau.com menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuarapantau@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027

Pasang Iklan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *