Ketiga, tidak megninjak karpet merah di G-20, karena mengetahui bahwa karpet merah disediakan untuk kepala Negara, dan sadar diri bahwa dirinya tidak berhak berjalan di karpet merah.
Keempat, Kurang menyukai jika ada yang mendukungnya sebagai Presiden, ketika sedang kunjungan sebagai Menhan.
“Terlihat ketika ada ibu-ibu di pengungsian berteriak histeris “Prabowo Presiden”. Pak Prabowo memberi isyarat menutup mulutnya sembari berkata “SSSTTT…”,” imbuh Abdul Kholik.
Baca Juga: Bawaslu DKI: Mari Bergandengan Tangan Memastikan Pemilu Bermartabat dan Berintegritas
“Kita butuh pemimpin berjiwa kesatria dan yang mampu membedakan urusan pribadi dan Negara,” tutupnya.
(ran)