“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.”,
Imam Al Qurtubi menuliskan kepada kita semua, bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan persatuan dan melarang dari perpecahan, karena sesungguhnya perpecahan merupakan kebinasaan dan al jama’ah (persatuan) merupakan keselamatan. (Lihat : Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/159).
Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam juga pernah menyampaikan pesan semisal. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Abi ‘Ashim, dari sahabat an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, beliau bersabda :
اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ
“Berjama’ah (persatuan) adalah rahmat sedangkan berpecah-belah adalah adzab.” (Lihat : Silsilatul Ahâdîts ash-Shahîhah No. 667).
Persatuan adalah keniscayaan, suatu keadaan yang musti ada dan tidak boleh tidak ada. Dan HMI, sebagai sebuah wadah perjuangan mahasiswa yang berasaskan Islam, sudah seyogianya untuk ikut mendorong aktif terwujudnya persatuan yang dilandasi dengan semangat Al Qur’an dan As-Sunnah itu sendiri, bukan sekedar persatuan semu dan sesat yang mengekor pemahaman pengikut hawa nafsu maupun fanatisme sempit (hizbiyyah).
Baru-baru ini, kita semua dikejutkan dengan aksi-aksi pertikaian yang terjadi selama prosesi pemilihan Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Selatan.