SUARAPANTAU.COM – Keputusan Air Products and Chemicals Inc (APC), perusahaan asal Amerika Serikat, untuk mengundurkan diri dari konsorsium proyek gasifikasi batubara di Indonesia akan berpengaruh.
Khususnya pada rencana substitusi LPG dengan 1,4 juta metrik ton/tahun Dimethyl Ether (DME) hasil gasifikasi batubara atau setara dengan 1 juta ton Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Institute for Essential Services Reform (IESR) memandang bahwa keputusan APC untuk mundur sudah tepat.
Baca Juga: IESR Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia
Sedangkan bagi pemerintah, upaya mitigasi untuk mengatasi kegagalan proyek DME, mengurangi impor LPG.
Selain itu, juga menurunkan emisi gas rumah kaca adalah dengan mendorong konversi kompor gas menjadi kompor listrik induksi secara nasional yang diikuti dengan peningkatan bauran energi terbarukan.
Baca Juga: IESR Sambut Baik Terbentuknya Tim Kerja JETP Kembangkan Energi Terbarukan
Keputusan APC mundur dari proyek DME di Sumatera Selatan dan proyek etanol dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Kaltim merupakan alasan yang tepat.