Sebagai langkah transformasi, ia setuju bahwa pertanian mesti ditempatkan sebagai pilar utama. Sebab, sektor pertanian terbukti tangguh di masa krisis COVID. Kemudian, di masa pasca-COVID, sektor pertanian pun mengalami pertumbuhan yang positif.
“Di kwartal II tahun 2022, Sektor pertanian tumbuh 1,37% (y-on-y), banyak didorong oleh subsektor perikanan 2,73%, peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya, dan oleh tanaman pangan 1,12%,” ujarnya.
Untuk memperkuat pertanian di Indonesia, ada beberapa aspek yang perlu diperkuat. Pertama, sebut Prof. Bustanul Arifin, adalah soal lahan pertanian.
Dalam hal ini, konversi lahan pertanian menjadi industri di banyak daerah di Indonesia terbukti berdampak pada produktifitas pertanian.
“Menurunnya luas lahan pertanian di Indonesia jelas berdampak pada hasil pertanian. Untuk itu, penting untuk menjaga ketersediaan lahan pertanian dari upaya konversi ke kepentingan non-pertanian,” ungkapnya.
Kedua, aspek yang sama pentingnya adalah keberlanjutan sektor pertanian. Pada konteks ini, program petani milenial seperti digagas Gubernur Jawa Barat patut diapresiasi.
“Gerakan petani milenial adalah upaya menggerakkan keberlanjutan sektor pertanian. Patut diapresiasi, meskipun banyak hal yang juga perlu diperbaiki,” katanya.
(Red)