Nahdlatul Ulama dalam Pusaran Politik dan Demokrasi

Anggota Bawaslu Jakarta Timur, Ahmad Syarifudin Fajar

Sebuah studi lain yang dilakukan Törnquist, menunjukkan ada lima pilihan strategi go politics yang telah dan sedang ditempuh berbagai gerakan sosial di Indonesia, yaitu (1) tetap dalam peranan sebagai kelompok penekan, (2)masuk parlemen, (3) memanfaatkan partai politik, (4) mendirikan partai alternatif, dan (5)menerobos jaring-jaring kekuasaan pemerintahan.

Sedangkan jalur-jalur politisasi yang digunakan adalah (1) politik berbasis kepentingan masyarakat sipil dan kerakyatan (civilsociety and popular interest politics), (2) politik komunitas kaum tertindas (dissidentcommunity politics), (3) partisipasi politik langsung, (4) politik wacana publik, dan (5)kontrak politik.

Lima jalur lainnya adalah politisasi melalui sistem kepartaian, yaitu dengan melakukan (6) front dari dalam, (7) membangun partai serikat buruh, (8) partai multi sektoral,(9) partai nasional berbasis ideologi, dan (10) partai politik lokal.

Baca Juga: Imam Nawawi: Komunisme Tidak Pernah Mati

Bacaan Lainnya

Dalam kajian ini bagi Nahdlatul Ulama (NU) pilihan strategi tersebut tentu dapat dilakukan semua mengingat modal ekonomi, sosial dan kultural yang dimiliki sebagai ormas keagamaan di Indonesia.

Akan tetapi tentu bukan pilihan strategi tentunya berangkat dari sebuah peran yang dimiliki oleh NU dibidang politik demokrasi, peran tersebut adalah peran lembaga NU sebagai opinion leader.

Lembaga keterwakilan alternatif bagi kepentingan yang tidak terwakili oleh ketiga lembaga aspirasi seperti;civil society, politic society dan informal leaders.

Baca Juga: Yudi Latif: Etos Kerja

Keterwakilan ini mencakup peran politik NU sebagai; a)Fungsi Kultur Sosial (Social Culture). Untuk membangun kepercayaan diri kader NU.

Persamaan wacana dan komitmen kebangsaan dalam rangka memperkuat kelembagaan representrasi demokrasi) b)Fungsi Advokasi dan Literasi Politik (Advocacy and Politic Literacy) untuk mengawal proses politik demokrasi dan membangun literasi politik anggota masyarakat. c)Fungsi Jejaring Sosial (Social Networking).

Memperkuat modal ekonomi, modalkultural dan modal sosial NU untuk membangun fungsi kontrol demokrasi dan penyalur aspirasi masyarakat.

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi Suarapantau.com menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuarapantau@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027

Pasang Iklan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *